Penamaan Jembatan 459 Keinginan Warga Dari Tiga Desa, Bukan Kemauan Bupati Lombok Tengah
LOMBOK TENGAH | Jembatan 459 Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah diresmikan, kini jembatan penghubung tiga desa itu sudah bisa dilalui oleh pengendara maupun pejalan kaki untuk transportasi ekonomi, pertanian, kesehatan dan pendidikan, namun belakangan muncul polemik soal nama Jembatan yang dibangun dengan dana Miliaran Rupiah tersebut.
Sejumlah orang mempersoalkan nama Jembatan 459 tersebut, sebab tidak mencerminkan identitas wilayah.
Menanggapi hal itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lombok Tengah Lalu Firman Wijaya menegaskan pemberian nama diinisiasi oleh pemerintah Desa Lantan. Hal itu berdasarkan hasil kesepakatan bersama masyarakat Desa Lantan. Kendati demikian pemerintah daerah Lombok Tengah tidak memaksakan kehendak untuk nama Jembatan tersebut. “Bagi kami, tidak masalah untuk diganti walaupun harus diganti, pak Bupati juga tak persoalkan kalau memang harus diganti, jadi silahkan saja usulkan nama jembatan tersebut,” ujar Lalu Firman, Sabtu, (14/1/2023).
Yang terpenting kata Lalu Firman adalah fungsi dan manfaat jembatan itu sendiri untuk akses ekonomi pendidikan dan pertanian serta akses penghubung antar masyarakat satu dengan masyarakat lainnya di Desa Aik Darek, Lantan dan Desa Selebung. “Alhamdulillah yang penting harapan dan keinginan serta mimpi masyarakat ingin punya jembatan yang layak pakai terwujud, ini yang penting bukan persoalan nama, tetapi walaupun harus diganti, silahkan saja usulkan,pak Bupati tak permasalahkan,” ucapnya
Sebelumnya Bupati Lombok Tengah H. Lalu Pathul Bahri menegaskan dirinya tidak pernah mengintervensi Kades ataupun masyarakat untuk nama 459. Nama itu muncul berdasarkan hasil Rapat yang dilakukan oleh Pemdes Lantan sebagai bentuk terimakasih, akan tetapi dirinya tidak persoalkan kalaupun harus dirubah. “Saya ditelpon pak Kades bahwa akan ada peresmian jembatan, saya tanya apa namanya, Kades bilang namanya Jembatan 459 berdasarkan jari tangan yang saya miliki, itu katanya berdasarkan keputusan rapat,” sebutnya
Bagi Lalu Pathul, apapun namanya dirinya tak persoalkan, namun hakikat dari keberadaan jembatan itu adalah sebagai sarana transportasi penghubung masyarakat di tiga desa. Pemerintah daerah berharap jembatan tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, pendidikan, kesehatan dan pertanian.
Sedangkan Kades Lantan Lalu Erwandi menegaskan, pemberian nama atas kesepakatan rapat dari tiga desa tersebut. Hal itu sebagai wujud rasa syukur dan ungkapan terima kasih setinggi tingginya atas kepedulian Bupati Lombok Tengah, sebab sudah 26 tahun lamanya masyarakat tiga desa itu bermimpi memiliki jembatan yang permanen seperti sekarang ini. “Ini bentuk ungkapan syukur kami karena kami punya jembatan yang bagus sebab sejak mekar dari Aik Darek kami belum punya jembatan yang baik seperti sekarang ini,” ujarnya. [slnews – rul]
Tinggalkan Balasan