Diduga Proyek Rp. 1,4 Miliar di SMKN 1 Jonggat Dikerjakan Asal Jadi
SUARALOMBOKNEWS.com – Lombok Tengah | Proyek pembangunan 4 lokal ruang kelas lantai dua, ruang Perpustakaan dan rehab tiga lokal ruang kelas yang terdampak Gempa Lombok 7,0 SR di SMK Negeri 1 Jonggat di Desa Jelantik, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan total Anggaran Rp. 1,450 miliar yang bersumber dari Pemerintah Pusat, DAK Pemprov NTB dan dari Dana Aspirasi Anggota DPR RI Tahun 2018, diduga dikerjakan asal jadi dan tidak sesuai dengan perencanaan.
Informasi yang dihimpun SuaraLombokNews.com dari sumber terpercaya, Rehab tiga ruang kelas SMKN 1 Jonggat terdampak Gempa Lombok 7,0 SR senilai Rp. 150 juta yang bersumber dari Kementerian Pendidikan RI Tahun 2018 yang mengalami rusak ringan, diduga yang dikerjakan hannya pengecetan dinding tiga ruang kelas saja.
Sedangkan, pembangunan 4 lokal ruang kelas lantai dua dengan anggaran Rp. 1 miliar yang bersumber dari Kementerian Pendidikan RI tahun 2018 diduga dikerjakan tidak sesuai dengan perencanaan, salah satu contohnya, kedalaman pondasi tiang pancar yang semestinya 3 meter, namun kedalamannya hannya 1 – 1,5 meter saja.
Begitu pula dengan pengambangunan satu Lokal Ruang Perpustakaan yang sumber anggarannya dari Dana Aspirasi Anggota DPR RI senilai Rp. 250 juta Tahun 2018.
Ditemui SuaraLombokNews.com, Kamis (31/1/2019) di ruang kerjanya, Kepala SMKN 1 Jonggat, Lalu Imron Tisnadi membantah pengerjaan rehab tiga ruang kelas terdampak Gempa Lombok 7,0 SR yang dikerjakan secara Swakelola dengan dana sebesar Rp. 150 juta dikerjakan asal jadi.” Itu informasi menyesatkan. Ada 7 ruang kelas terdampak Gempa yang kita usulkan, tetapi setelah di Verifikasi oleh Direktorat SMK, hannya tiga lokal yang disetujui. Tetapi dengan anggaran Rp. 150 juta, kita bisa merehab 6 lokal ruang kelas, termasuk untuk pengadaan 40 set Mebel. Ada teknis pengerjaannya, yang retak kita kancing menggunakan besi beton, dicor dan di Cat,” bantahnya.
Lalu Imron juga membantah, pembangunan 4 lokal ruang kelas lantai dua dengan anggaran sebesar Rp. 1 miliar dan pembangunan satu lokal ruang perpustakaan dengan nilai Anggaran Rp. 250 juta dikerjakan asal – asalan.”Silakan di cek saja, ada Konsultannya, malah Konsultannya bilang pembangunan ruang kelas baru itu yang terbaik. Mereka (konsultan) tidak mau bekerja asal – asalan, karena mereka kita bayar mahal,”ujarnya. [slNews.com – rul].
Tinggalkan Balasan