Memperingati Hari Hemofhilia Sedunia, Penderita Hemofhilia Berbagi Ilmu
Hemophilia merupakan sejenis penyakit keturunan yang sedikit langka. Sebagian besar yang membawa adalah dari pria dan wanita berperan sebagai pembawa (carrier). Penderita hemophilia kekurangan protein sebagai faktor pembekuan darah secara normal.
Hari ini, Senin, (17/4/2017) merupakan momentum World Hemophilia Day atau Hari Hemofilia sedunia untuk mengenang kelahiran pendiri lembaga hemophilia dunia (The World Federation of Hemophilia) Frank Schnabel.
Dihari peringatan Hemofhilia sedunia ini, penderita Hemofhilia di Lombok Tengah berbagi ilmu tentang penanganan Penderita Hemofhilia.
Yakni Lalu Hirjan warga Kampung laku Kelurahan Prapen Kecamatan Praya Lombok Tengah Provinsi NTB.
Lalu Hirjan merupakan orang tua dari Lalu Unggul, 10 Tahun Penderita Hemofhilia, yang kini duduk dibangku kelas III SD, disalah satu SD Negeri di Kota Praya Lombok Tengah.
Berikut ulasan dan cara penanganan penderita Hemofhilia :
Hemophilia adalah suatu penyakit kelainan darah yang diturunkan, yang artinya diturunkan dari ibu kepada anaknya pada saat anak tersebut dilahirkan.
Darah pada seorang penderita hemophilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah pada seorang penderita hemophilia tidak secepat dan sebanyak orang lain yang normal. Ia akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya. Bagi pasien hemophilia, pengobatan dan perawatan harus dilakukan seumur hidup, sehingga penderitanya terbebani secara fisiologis, psikologis, dan ekonomis seumur hidup.”Penderita hemophilia kebanyakan mengalami gangguan perdarahan di bawah kulit; seperti luka memar jika sedikit mengalami benturan, atau luka memar timbul dengan sendirinya jika penderita telah melakukan aktifitas yang berat; pembengkakan pada persendian, seperti lutut, pergelangan kaki atau siku tangan. Penderitaan para penderita hemophilia dapat membahayakan jiwanya jika perdarahan terjadi pada bagian organ tubuh yang vital seperti perdarahan pada otak.
Hemophilia terbagi atas dua jenis, yaitu Hemophilia A (Hemophilia Klasik karena jenis hemophilia ini adalah yang paling banyak kekurangan faktor pembekuan pada darah), terjadi karena kekurangan Factor VIII protein pada darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.
Hemophilia B (disebut Christmas Disease; karena di temukan untuk pertama kalinya pada seorang bernama Steven Christmas asal Kanada; terjadi karena kekurangan Factor IX protein dalam darah yang menyebabkan masalah pada proses pembekuan darah.”Hemophilia A dan B dapat di golongkan dalam 3 tingkatan, berdasarkan kadar Factor VIII dan Faktor IX di dalam darah.
Hemophilia Berat (kurang dari 1% dari jumlah normalnya) , dapat mengalami beberapa kali perdarahan dalam sebulan. Kadang – kadang perdarahan terjadi begitu saja tanpa sebab yang jelas.
Hemophilia Sedang (1% – 5% dari jumlah normalnya), perdarahan dapat terjadi akibat aktivitas tubuh yang terlalu berat, seperti olah raga yang berlebihan.
Hemophilia Ringan (5% – 30% dari jumlah normalnya), mengalami masalah perdarahan hanya dalam situasi tertentu, seperti operasi, cabut gigi atau mangalami luka yang serius. Wanita hemophilia ringan mungkin akan pengalami perdarahan lebih pada saat mengalami menstruasi.
Untuk menangani penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan suntikan faktor pembekuan darah. Penderita hemophilia A diberikan faktor VIII (8) dan penderita hemophilia B diberikan faktor IX (9).
Bagi masyarakat yang terdiagnosis mengidap penyakit hemophilia sebaiknya menghindari aktivitas yang memicu pendarahan seperti aktivitas fisik, olahraga dan jagalah kesehatan gigi serta gusi agar tidak sakit dan mengalami pendarahan, dan segera membawa penderita Hemofhilia ke Rumah Sakit yang menyediakan layanan Hemofhilia jika mengalami pendaraan secara tiba – tiba atau karena luka.
Tinggalkan Balasan