Hasil Survey Indikator, Maiq – Meres 45 Persen, Sadar 2,5 Persen
SUARALOMBOKNEWS.com – LOMBOK TENGAH | 7 hari menjelang pemungutan suara Pilkada Lombok Tengah pada 9 Desember mendatang, Elektabilitas Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri, S.Ip – Dr HM Nursiah (Pathul – Nursiah) di Pilkada Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Tahun 2020 makin tidak terkejar oleh Paslon lainnya.
Berdasarkan hasil rilis dari lembaga survey Nasional Indikator dapat diprediksi Paslon Nomor Urut 4 dengan jargon Maiq – Meres akan keluar menjadi pemenang pada kontestasi Pilkada di Bumi Tatas Tuhu Trasna.
Lembaga survey Nasional Indikator besutan Burhanudin Muhtadi merilis hasil survey Pilkada Lombok Tengah pada Rabu, (2/12/2020) dirumah makan Pawon Sasak Praya, Lombok Tengah yang disampaikan oleh Bayu Satria Utama, M.IP selaku Koordinator Riset Paslon Maiq – Meres dan dihadiri oleh Tim Pemenangan Paslon Maiq – Meres, Sekretaris Nasdem Lombok Tengah-Bendahara Pemenangan Paslon Maiq – Meres, Ahmad Samsyul Hadi, Ketua DPC PDIP Lombok Tengah – Wakil Ketua Tim Pemenangan Paslon Maiq – Meres, Suhaimi, SH dan Koordinator Indikator wilayah Bali – NTB, Rudi.
Data hasil survey Indikator untuk Pilkada Lombok Tengah menunjukkan pasangan Pathul – Nursiah unggul jauh dari paslon lainnya.
Koordinator Riset Paslon Maiq – Meres, Bayu Satria Utama, M.IP menjelaskan, Paslon Pathul – Nursiah (Maiq – Meres) Sulit dikejar Paslon lain yakni dengan elektabilitas Pathul – Nursiah mencapai 45.9 persen dan 26,4 persen dari Paslon dibawahnya yakni Paslon Masrun – Habib (Manthab).”Temuan survey kami Pasangan Pathul – Nursiah sulit dikejar, dengan elektabilitas Pathul – Nursiah mencapai 45.9% dan selisih mencapai 19 % lebih dari paslon dibawahnya maka dapat diprediksi Pathul Nursiah akan keluar sebagai pemenang pada Pilkada Lombok Tengah 9 Desember mendatang,”jelasnya
Bayu memaparkan, Elektabilitas Paslon secara berurutan pada pertengahan bulan November dan pasca Debat Publik II Kandidat Pilkada Lombok Tengah yang digelar oleh KPU Lombok Tengah pada Senin malam, 30 November 2020 ini sebagai berikut; Pertama, Pathul Nursiah dengan poin 45.9%, Kedua, Masrun – Habib dengan poin 26,2. Ketiga, Ziadi Aswatara dengan poin 9.5%, Keempat, Lale Prayatni Sumum dengan poin 8,7 %, dan Posisi terakhir ditempati oleh Saswadi Dahrum dengan Poin Elektabilitas 2,5%, dengan sisa waktu tinggal 7 hari saja dan persentase tiidak tahu / rahasia juga tersisa sangat kecil yakni 7,0 persen.”Maka dipastikan paslon lain tidak dapat mengejar Pathul – Nursiah, apalagi jika semua paslon sama-sama bergerak maka temuan survei ini tidak akan ada perubahan secara signifikan,”paparnya
Lebih lanjut Payu menjelaskan survey dilakukan pada rentan waktu 25 – 29 November 2020, dengan margin eror 4,9% dan tingkat kepercayaan 95%, dengan selisih elektabilitas pasangan Pathul – Nursiah mencapai 19% lebih dengan pasangan Masrun – Habib.”Survey dilakukan dengan datang langsung bertanya kepada Responden (Masyarakat) bukan melalui Telphone,”ujarnya
Ditempat yang sama, Wakil Ketua Tim Pemenangan Paslon Maiq – Meres yang juga Ketua DPC PDIP Lombok Tengah, Suhaimi, SH menyampaikan, dengan telah dirilisnya hasil Survey Pilkada Lombok Tengah Tahun 2020 oleh Lembaga Survey Indikator dengan hasil 45,9 persen untuk Paslon Maiq – Meres, tidak membuat Paslon Maiq – Meres berbangga dan sombong.” Penting kami sampaikan bahwa Lembaga Survey Indikator merupakan Lembaga Survey yang Kredibel dan diakui oleh KPU dan hasilnya bisa dipertanggungjawab. Dan dengan keluarnya hasil Survey Indikator ini, tidak membuat kami Paslon Maiq – Meres jumawa, berbesar hati, dan sombong, karena kemenangan Maiq – Meres adalah kemenangan Masyarakat Lombok Tengah,”ucapnya
Anggota Dewan Lombok Tengah dua periode itu mengaku sangat menyayangkan sikap sejumlah pihak yang membuat hasil Survey abal – abal yang hasilnya tidak bisa dipertanggungjawabkan.”Banyak pihak yang membuat hasil Survey yang tidak jelas, dan itu sangat berbahaya bagi masyarakat Lombok Tengah untuk menentukan pilihannya pada 9 Desember mendatang, karena menerima hasil survey yang hasilnya tidak bisa dipertanggungjawabkan,”ujar Suhaimi. [slNews – rul]
Tinggalkan Balasan