Festival Pesona Bau Nyale 2017, Jum’at Pagi, Nyale Akan Tumpah Dipantai Seger
Inilah Nyale atau Cacing Laut hasil tangkapan salah seorang warga Desa Kuta Kecamatan Pujut Loteng, pada Rabu Pagi, (15/2/2017)”
Lombok Tengah, SuaraLombokNews.com, – Tanda – tanda alam yang menandakan munculnya Nyale di Pantai Laut Selatan Lombok Tengah (Loteng) telah terjadi, seperti hujan lebat disertai angin kencang, kilatan petir dan suara Gemuruh ombak Pantai Laut Selatan serta tumbuhnya Jamur atau Tengkong dalam bahasa Sasak.
Pada pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale 2017 ini, para Pemangku dari 4 penjuru mata angin bersama Pemkab. Loteng, telah menetapkan Tanggal 16 – 17 Februari 2017 sebagai Puncak acara Festival Pesona Bau Nyale 2017, yang lokasi pelaksanaannya di pusatkan di Pantai Seger Desa Kuta Kecamatan Pujut Loteng.
Dipastikan pada Tanggal 17 Februari 2017 tepatnya pada Jum’at Pagi, Nyale akan tumpah ruah di sepanjang Pantai Selatan Loteng, khususnya di Pantai Seger Desa Kuta Kecapatan Pujut Loteng.
Hal itu ditandai dengan tumpahnya Nyale atau cacing laut di Pantai Seger dan sekitarnya, dua hari menjelang Puncak Acara Festival Pesona Bau Nyale 2017, tepatnya pada Hari Rabu pagi, (15/2/2017).” Hari ini (Rabu pagi – red) Nyale Tumpah. Hasil tangkapan per warga tiga Bak Besar bahkan ada yang lebih,” terang Kepala Desa (kades) Kuta Lalu Badarudin, Rabu, (15/2/2017).
Menurut Lalu Badarudin, dengan tumpahnya Nyale H – 2 menjelang acara Puncak Festival Pesona Bau Nyale 2017 yang jatuh pada Tanggal 17 Februari 2017 tepatnya pada Jum’at Pagi, menandakan bahwa pada Hari Jum’at Pagi, (17/2/2017) Nyale akan kembali tumpah, dengan jumlah yang lebih besar dari Nyale yang tumpah atau naik pada Rabu Pagi, (15/2/2017).” Kalau besok (Jum’at pagi – red) hari (jelo dalam bahasa sasak) Tumpah, berarti akan lebih banyak dari hari ini (Rabu Pagi – red),” ujarnya.
Bau Nyale adalah sebuah tradisi menangkap nyale atau cacing yang banyak dilakukan oleh penduduk Lombok yang berdomisili di bagian selatan.
Tradisi ini dikaitkan dengan cerita Putri Mandalika yang konon diperebutkan banyak pangeran. Sang putri tidak bisa menemtukan pilihan dan akhirnya memutuskan menceburkan diri ke laut. Nyale yang keluar setahun sekali di Laut Selatan Lombok Tengah ini dipercaya merupakan jelmaan rambut Putri Mandalika.
Kemunculan nyale ini memang unik. Selama ini nyale muncul setahun sekali di sekitar Pantai Kuta dan Seger pada saat musim hujan. Nyale-nyale selalu muncul dua hingga tiga malam, tepatnya saat sebelum fajar menyingsing.
Walaupun para tetua selalu tepat memprediksi keberadaan nyale tetapi beberapa kali prediksi tersebut meleset selisih satu hari, bahkan pernah seminggu. Ditangkapnya nyale bersama-sama merupakan satu bentuk pelestarian tradisi sekaligus pelepasan kerinduan akan Putri Mandalika yang sudah lama menghilang. Nyale yang telah ditangkap akan dibawa pulang ke rumah.
Upacara penangkapan nyale sangat meriah saat dimana masyarakat berkerumun mencari nyale di sepanjang pantai. Pada malam sebelum festival berlangsung, biasanya masyarakat melakukan ritual sendiri di rumah mereka masing-masing. Beberapa ritual bau nyale adalah memotong ayam dan membuat ketupat.
Masyarakat setempat meyakini bahwa nyale berhubungan dengan kesejahteraan dan keselamatan. Nyale bisa menyuburkan tanah agar hasil panen memuaskan. Jika banyak cacing yang keluar dari laut, berarti pertanian mereka berhasil. Nyale yang sudah ditangkap di pantai biasanya akan ditaburkan di sawah, bahkan ada yang mengolahnya menjadi santapan dan obat. (slnews.com – rul)
Tinggalkan Balasan