Kemenparekraf RI Sentil Buruknya Pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale 2023 di Lombok Tengah
LOMBOK TENGAH | Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu memberikan sejumlah catatan terkait dengan pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale tahun 2023 yang dilaksanakan pada 10 – 11 Februari 2023 di Pantai Tanjung Aan, Desa Sengkol dan Pantai Seger, Desa Kute, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Catatan yang diberikan yakni tidak adanya pemasangan rambu penunjuk arah menuju lokasi pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale di sepanjang jalan raya dari atau menuju lokasi pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale yang terletak di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika. “Ada satu catatan masukan dari saya terkait dengan penyelenggaraan Event ini, apalagi pelaksanaanya di malam hari, untuk panitia betapa pentingnya kita memasang signpost (penunjuk arah), apakah setiap 500 meter atau 1 kilo, sehingga bisa menggiring penonton datang ke tempat ini. Tadi saya amati dalam perjalanan hampir tidak menemukan signpost atau tanda-tanda petunjuk-petunjuk yang bisa mengarah ke sini (lokasi perayaan Festival Pesona Bau Nyale), ke depannya mari kita sama-sama perhatikan hal ini, karena sangat penting dan juga kita lihat di sekitar sini banyak sekali wisatawan mancanegara barangkali ini juga akan memberi petunjuk bagi mereka untuk bisa hadir di tengah-tengah kita,” ungkap Vinsensius saat menyampaikan sambutan pada acara pembukaan Festival Pesona Bau Nyale 2023 di Pantai Tanjung Aan, KEK The Mandalika, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah pada Jumat, (10/2/2023) malam.
Kemenparekraf RI berharap, Pemkab Lombok Tengah dan Pemprov NTB harus bersinergi dalam melaksanakan event, sehingga event berjalan dengan baik. “Kedua catatan dari kami, kami mengharapkan bahwa sinergi dan kolaborasi yang solid dan kuat antara provinsi dan daerah dalam penyelenggaraan event seperti ini (festival pesona bau nyale), kedepannya kita harapkan ini (festival pesona bau nyale) bisa satu pintu dan diorganisir, sehingga kita betul-betul bisa satu persepsi untuk suksesnya acara seperti ini,” kata Vinsensius
Festival Pesona Bau Nyale 2023 dibuka oleh Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri. dan dihadiri langsung oleh Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, para kepala OPD Lingkup Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah serta sejumlah tamu undangan dari BUMN, BUMD, para tokoh agama dan masyarakat.
Selain itu, Festival Pesona Bau Nyale 2023 juga dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja, Dr. Hj. Ida Fauziyah.
Tidak hanya dari Kemenparekraf RI, Kritikan terkait dengan pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale 2023 juga disampaikan oleh masyarakat Lombok Tengah, Lalu Damar Wulan.
Menurut Lalu Damar, acara pembukaan Festival Pesona Bau Nyale 2023 yang dihadiri oleh pejabat Provinsi NTB, Lombok Tengah, Menteri Tenaga Kerja, Kemenparekraf RI dan tamu undangan dari dalam maupun luar NTB yang disaksikan oleh masyarakat luas dari dalam maupun luar negeri tidak menunjukkan adat istiadat, budaya dan tradisi masyarakat Lombok Tengah. “ Kemasan acaranya tidak menunjukan adat istiadat, dan dipertontonkan kepada masyarakat umum dan ke para wisatawan dalam dan luar negeri, salah satu contohnya di tenda tamu undangan (tenda VIP) tempat duduknya diatur tidak sejajar, ada yang duduk di kursi yang posisinya lebih tinggi dan rendah. Yang rendah berada di belakang dan diisi oleh tamu undangan dan para kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah). Karena posisi duduknya di bawah atau rendah, jadi tamu undangan yang ada di belakang hanya bisa menonton dan melihat pundak tamu undangan yang ada di depannya dan tidak bisa menonton secara langsung acara yang ada di panggung utama yang ada di depan tenda VIP,” ungkapnya.
“Untuk budaya dan tradisi, dari pra sampai pasca Festival Pesona Bau Nyale 2023, tidak terlihat ada kegiatan – kegiatan yang bertujuan mempertahankan dan mempromosikan Budaya dan Tradisi Masyarakat sasak Lombok. Promosi kegiatan juga sangat minim, tidak ada pemasangan banner, baliho, beda dengan Event – event Modern, seperti WSBK dan motoGP, semua kendaraan dinas di branding dengan gambar balap motor,” sambung Lalu Damar.
Lalu Damar menyebutkan, Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah terlihat setengah hati dan tidak serius lagi melaksanakan Tradisi Bau Nyale yang telah menjadi Event Nasional. “ Ingat, KEK The Mandalika dengan Sirkuit Mandalika yang ada didalamnya ada karena Tradisi Bau Nyale. Jangan lupakan sejarah, jangan setelah maju lalu melupakan tradisi Bau Nyale. Kalau memang Pemprov dan Pemda tidak mau melaksanakan perayaan Bau Nyale, serahkan saja ke masyarakat. Lihat saja perayaan yang dilaksanakan oleh masyarakat, begitu meriah dan menampilkan adat istiadat, budaya, tradisi dan atraksi kesenian, ada perasan dan lain – lain. Dulu sebelum ada event Modern, ada Karnaval Budaya, dan sekarang tidak ada Karnaval Budaya, padahal Karnaval Budaya itu menjadi salah satu sarana promosi adat, budaya dan tradisi, termasuk promosi jajanan, kerajinan khas Lombok. Untuk itu, kami selaku masyarakat berharap kepada Pemprov dan Pemda untuk mengingat sejarah, dan mempertahankan adat, budaya dan tradisi masyarakat,”harapnya
Pada Sabtu, (11/2/2023) ribuan masyarakat, wisatawan dalam dan luar negeri tumpah ruah di Kawasan Pantai Seger, Desa Kute, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Ribuan masyarakat tersebut turun ke laut untuk menangkap Nyale atau Cacing Laut. [slnews – rul].
Tinggalkan Balasan