Bupati Lombok Tengah Sebut Bencana Banjir Akibat Perambahan Hutan Yang Terjadi Puluhan Tahun Lalu
LOMBOK TENGAH | Setelah menetapkan status darurat bencana banjir di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Bupati Lombok Tengah, H.Lalu Pathul Bahri langsung turun ke lokasi terdampak banjir di Dusun Pasung, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, Selasa, (27/12/2022).
Saat turun ke lokasi banjir, Bupati Lombok Tengah mengajak sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), PDAM Lombok Tengah dan Bank NTB Syariah.
Bersama OPD terkait, PDAM dan Bank NTB Syariah, Bupati Lombok Tengah menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak bencana Banjir.
Ketua DPD Partai Gerindra NTB yang akrab disapa Miq Hul itu mengatakan, bencana banjir yang terjadi di wilayah selatan Lombok Tengah, khususnya Dusun Pasung merupakan akibat dampak dari penebangan pohon yang telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. “Setelah melihat kondisi hutan kita di wilayah Selatan, kami merasa miris dan sangat prihatin karena saat ini anak cucu kita yang merasakan dampak bencana banjir. Penebangan pohon yang sangat massif puluhan tahun yang lalu, dampaknya baru terasa sekarang,” katanya
Miq Hul mengajak OPD, Perangkat Desa, dan Masyarakat untuk melakukan reboisasi agar bencana banjir tidak kembali terulang lagi. “Tiang (saya) mengajak masyarakat agar mulai sadar dan kembali menanam pohon sehingga hutan kita kembali pada fungsinya. Jika tidak ingin terjadi lagi (Banjir) maka kita harus lakukan reboisasi segera,” pintanya
Miq Hul juga menghimbau agar masyarakat bisa bergotong royong membersihkan tumpukan sampah yang menutupi saluran, sehingga air bisa mengalir kembali dengan lancar dan mengurangi dampak banjir.”Masyarakat juga harus bekerjasama membersihkan tumpukan sampah dan lumpur yang menutupi saluran-saluran, kalau masih tumpukan kecil masyarakat bisa membersihkan secara mandiri, jangan tunggu menggunung sehingga memerlukan alat berat,” pintanya
Dalam kunjungan lapangan, Miq Hul juga membawa bantuan sembako dan air bersih untuk masyarakat terdampak bencana Banjir. “Bantuan niki (ini) memang tidak seberapa tapi yang terpenting adalah kebersamaan kita untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Pak Kades buat Pos-pos jaga sehingga kondisi banjir ini bisa terpantau, sehingga orang yang akan menyalurkan bantuan juga tahu lokasi mana yang sangat parah dan membutuhkan bantuan,” ujarnya. [slnews – her]
Tinggalkan Balasan