Peresean Jadi Pembuka Festival Pesona Bau Nyale 2020 di Pantai Torok Aik Belek
SUARALOMBOKNEWS.com – LOMBOK TENGAH | Pemerintah Desa Torok Aik Belek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menggelar Peresean selama 8 hari terhitung dari tanggal 7 sampai dengan 14 Februari 2020.
Peresean yang akan digelar di kawasan Pantai Torok Aik Belek, Desa Montong Ajan itu dalam rangka memeriahkan Festival Pesona Bau Nyale (menangkap cacing laut) Tahun 2020.”Sudah kita umumkan di tiga kecamatan, Praya Barat Daya, Praya Barat, Pujut, termasuk kita umumkan juga di Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, untuk pelaksanaan Peresean dimulai dari tanggal 7 sampai dengan 14 Februari 2020 dan pusat pelaksanaan di Pantai Torok Aik Belek, mulai dari Pukul 15.00 Wita sampai dengan pukul 18.00 Wita,”kata Kepala Desa (Kades) Montong Ajan, Enduddiyadi, Sabtu (01/02/2020).
Selain Peresean, pada malam muncak Festival Pesona Bau Nyale 2020 yakni pada Tanggal 14 – 15 Februari 2020, Pemdes Montong Ajang juga akan menggelar Hiburan Rakyat yang juga dipusatkan di kawasan Pantai Torok Aik Belek.”Malam puncak ada Hiburan Rakyat, Band Lokal, pertujunjukan seni tari dan Wayang Sasak,”kata Endud
Untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan dan masyarakat yang datang menyaksikan Peresean dan menangkap Nyale di Pantai Torok Aik Belek, Pemdes Montong Ajan telah berkoordinasi dengan TNI/Polri setempat.”Untuk parkir kendaraan dan Keamanan, kami melibatkan Badan Keamanan Desa (BKD), TNI/Polri dan Pemuda Desa Montong Ajang,”ucap Endud
Berkaca dari pengalaman tahun – tahun sebelumnya kata Endud, Festiva Pesona Bau Nyale di Kawasan Pantai Torok Aik Belek ramai dikunjungi wisatawan dalam maupun luar negeri dan masyarakat. Dan Nyale yang ditangkap Masyarakat pun jumlahnya sangat banyak.” Nyalenya banyak, dan warna warni. Mari datang berkunjung ke Pantai Torok Aik Belek, kami siap menyambut,”tutur Endud
Endud berharap, ada dukungan dana dari Pemkab Lombok Tengah untuk pelaksanaan Festival Pesona Bau Nyale 2020 di Pantai Torok Aik Belek.”Besar harapan kami ada dukungan dana dari Pemkab, karena anggaran yang ada saat ini sangat minim,”harapnya.
Peresean merupakan tradisi dan budaya masyarakat sasak, Lombok.
Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan penjalin dan dilengkapi dengan perisai yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau yang disebut Ende.
Penjalin terbuat dari rotan sepanjang satu setengah meter yang masing-masing ujungnya diikat dengan benang dan dilumuri aspal atau pecahan beling yang telah dihaluskan. Sabetan penjalin yang mengenai anggota badan akan meninggalkan garis-garis sayatan yang perihnya bisa membuat tidak tidur semalaman.
Peresean dipimpin oleh tiga orang pekembar yang terdiri dari satu orang pekembar tengah dan dua orang Pekembar pinggir. Pekembar tengah bertugas memandu dan memastikan aturan main ditaati oleh para petarung selama pertandingan berlangsung. Sementara pekembar pinggir bertugas mencari para petarung dari kalangan para penonton.
Pekembar pinggir juga bertanggung jawab memegang ende dan penjalin pada saat istirahat di akhir setiap ronde dan memberikan poin terhadap setiap pukulan yang dilayangkan para petarung. Pekembar pinggir juga bertugas mencari petarung selanjutnya. [slNEWS – rul]
Tinggalkan Balasan