Awas, Penipuan Bermodus Pemberian Bea Siswa
( Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jonggat Lata Suradi)
Lombok Tengah, SuaraLombokNews.com, – Berbagai macam cara atau modus para pelaku tindak pidana penipuan, mulai dari mengaku sebagai Kapolres, Kasat Reskrim dan sebagai staf dari BPK, bahkan dari KPK.
Dalam menjalankan aksinya, mereka menelpon aparat Pemerintah, dan meminta nomor Handphone pejabat – pejabat penting di daerah, seperti Nomer Handphone (Hp) Bupati, Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah (Sekda), dengan alasan untuk kepentingan kedinasan.
Kali ini para pelaku tindak pidana penipuan, menyasar para Kepala Sekolah (Kepsek) SMA, SMK dan MA dengan mengaku sebagai staf atau pejabat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Modusnya dengan cara mengirim Email yang ditujukan ke alamat Email SMA, SMK dan MA.
Dalam email yang dikirim ke alamat email yang ditujuan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kepala SMA/SMK dan MA tertanggal, 6 Maret 2017 itu, para pelaku meminta pihak sekolah untuk mengirim data Siswa berprestasi Akademi yang diperlukan maksimal 5 orang setiap kelas atau ruangan belajar/Rombel, Data siswa berprestasi untuk kelas X , XI dan XII sesuai dengan peringkat prestasi berdasarkan jumlah nilai raport paling tinggi di kelas, Data siswa berprestasi akademik dikirim melalui via Email ke alamat datadikmen_kemendikbud@yahoo.com, dan data siswa berprestasi Akademik paling lambat diterima tanggal 22 Maret 2017, dengan tujuan untuk mendata Siswa yang akan menerima Program Bea Siswa.” Format dan surat permintaan penerima bea siswa di kirim melalui Email ke alamat email sekolah, dengan mengatasnakan diri dari Kemendikbud, tetapi setelah surat itu kami teliti, ternyata palsu. ciri – cirinya menggunakan alamat email yahoo, sedangkan dari Kementerian biasanya mengirim menggunakan alamat emai Gmail, bukan yahoo,” terang Kepsek SMA Negeri 1 Jonggat Lata Suradi, Sabtu, (18/3/2017).
Bukti lainnya cerita Lata, dalam format isian, selain meminta data nama siswa, juga meminta nama orang tua siswa dan nomor Hp siswa dan orang tua siswa.” Keanehan lain, di format pengisian data, meminta nomer Hp siswa dan orang tua siswa,” ceritanya.
Setelah mengirimkan format data siswa dan daftar nomor Hp siswa beserta nomer Hp orang tua siswa, para pelaku penipuan langsung menelpon siswa dan orang tua siswa, dengan menjanjikan akan mendapatkan bea siswa, dengan syarat mentransper atau mengirim uang ke nomor rekening Bank yang telah di tentukan para pelaku.” Sudah ada yang kena, awalnya meminta data dan nomor Hp, setelah data dikirim, siswa dan orang tua siswa menerima telephon, mengatasnamakan diri dari Kementerian, setelah itu menjanjikan Bea Siswa, tetapi dengan syarat harus mengirim uang,” tutur Lata.
Ciri lain lanjut Lata, tanda tangan dan stempel kementerian di dalam surat eletronik atau email itu, bisa di ubah – ubah dan digeser alias tidak permanen.” Aneh formatnya PDF tetapi JPG (gambar) tanda tangan dan cam stempel di dalam surat itu bisa di ubah dan digeser kemana mana,” tuturnya.
Mengetahui tidak wajaran ada email yang diterima melalui email sekolah itu, Lata Suradi menginformasikan dan memberitahukan kepada seluruh kepala SMA, SMK dan MA yang dia kenal, dan meminta kepada Kepala SMA, SMK dan MA untuk meneruskan informasi tersebut kepada kepala SMA, SMK dan MA lainnya.” Sudah saya informasikan keteman – teman kepala sekolah. Kalau menerima email yang tidak wajar jangan direspon dan ditanggapi. Dan meminta kepada teman – teman kepala sekolah untuk meneruskan informasi itu, karena biasanya kalau ada permintaan data yang berkaitan dengan data siswa berprestasi, Kementerian akan mengirim surat secara resmi melalu Dinas Pendidikan Provinsi, Kabupaten dan Kota baru diteruskan ke pihak sekolah,” himbau Lata. (slnews.com – rul)
Tinggalkan Balasan