SHOPPING CART

close

Antara Rokok dan Kesehatan Mental Pada Mahasiswi

Mahasiswi UnramAntara Rokok dan Kesehatan Mental Pada Mahasiswi

Oleh

J U L I A N T I

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Mataram (UNRAM)

Rokok telah lama menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai masalah pada kesehatan fisik seperti, penyakit jantung, paru-paru dan pernapasan.

Namun tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik saja, tetapi juga berdampak terhadap kesehatan mental, seperti pada Mahasiswi telah menjadi perhatian. Periode kehidupan kuliah menjadi salah satu masa yang penuh tekanan seperti tugas, sosial, dan emosional yang mendorong beberapa Mahasiswi mengkonsumsi rokok sebagai pelarian.

Dalam penelitian Usman, 2024 menurut Putri dan Raihanah menjelaskan bahwa sebagian besar perokok wanita adalah berstatus Mahasiswi.

Mahasiswi merokok dominan dipicu oleh lingkungan sosial yang tidak bisa dikontrol, seperti lingkungan Kampus dan lingkungan pertemanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Akbar (2020) yang mengangkat Studi Fenomenologi tentang perempuan perokok di Kampus Universitas Airlangga menjelaskan bahwa selain merokok dipandang membantu dalam menyelesaikan persoalan masalah, merokok dimaknai dalam tiga hal, hubungan Pertemanan, Kebutuhan dan Lifestyle.

Kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi menjadi faktor untuk memulai merokok.

Sunaryo menjelaskan bahwa kondisi yang paling banyak perilaku merokok yaitu ketika subjek dalam tekanan atau stres (Bawuna et al., 2017).

Mahasiswi merokok karena dianggap dapat menjernihkan pikirannya; membantu mengatasi stres, kecemasan, dan tekanan sosial.

Beban yang dirasakan terlalu berat memicu pada keadaan stres. Tekanan akademik yang meningkat mempengaruhi tingkat

kemampuan pada Indeks prestasi.

Sehingga menimbulkan gangguan memori, konsentrasi, dan penurunan dalam menyelesaikan masalah akibat dari beban yang terlalu berat.

Hasil wawancara menjelaskan bahwa beberapa mahasiswi menyatakan intensitas merokoknya tidak terlalu sering akan tetapi, mereka mengkonsumsi rokok ketika dalam keadaan stres baik karena beban kuliah ataupun masalah lain.

Efek dari nikotin membuat tenang, hal ini sebagai peralihan untuk mengatasi masalah sementara.

Merokok dilakukan awalnya karena coba-coba, rasa penasaran yang tak tertahan akhirnya berlanjut menjadi perokok aktif.

Studi lain tentang membahas bahwa dengan berhenti merokok dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan tanpa gangguan kesehatan mental.

Untuk membantu Mahasiswi menghadapi masalah ini, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup edukasi mengenai bahaya merokok, akses ke layanan kesehatan mental, dan dukungan sosial yang memadai.

Dengan menyediakan lingkungan kampus yang mendukung gaya hidup sehat dan bebas rokok, serta menawarkan alternatif yang lebih sehat untuk mengatasi stres, diharapkan angka merokok di kalangan Mahasiswi dapat berkurang, dan kesehatan mental mereka pun dapat lebih terjaga.

 

Tags:

0 thoughts on “Antara Rokok dan Kesehatan Mental Pada Mahasiswi

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

KATEGORI

Oktober 2024
M S S R K J S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

STATISTIK