Jelang MotoGP 2024, Pemilik Lahan Gotong Royong Pasang Pagar Pembatas Lahan di Sirkuit Internasional Mandalika
LOMBOK TENGAH | Menjelang event Pertamina Grand Prix of Indonesia – MotoGP yang akan berlangsung pada akhir bulan September 2024 mendatang di Sirkuit Internasional Mandalika, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), persoalan lahan antara warga dengan pihak PT ITDC selaku pengembang dan pengelola KEK The Mandalika semakin panas.
Pada Rabu pagi, (3/7/2024) Puluhan warga pemilik lahan bersama Aliansi Solidaritas Masyarakat Lingkar (Asli) Mandalika bersama Lembaga Swadaya Masyarakat Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Sasak (LSM AMPES) NTB memasang pagar pembatas lahan menggunakan kayu dan bambu diatas lahan milik Lalu Suryadi seluas 77 are yang lokasinya di jalan menuju Black Gate dan Pedok Timur Sirkuit Internasional Mandalika, tepatnya di wilayah Dusun Pongos, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.” Ini tanah kami, jadi wajar pagar, supaya bisa kami manfaatkan untuk beternak dan bertani. Dan lahan kami ini belum dibayar oleh ITDC,” ucap Ahli Waris Pemilik Lahan, Lalu Suryadi.
Lalu Suryadi menceritakan, pada tahun 1980, lahannya dipinjam oleh Kepala Desa (Kades) Sengkol waktu itu sebagai lokasi pembangunan Impres SDN Pongos, yang dibuktikan dengan dokumen surat pernyataan pinjam lahan yang masih tersimpan rapi sampai dengan saat ini.” Ada dua persil, satu persil luasnya 52 are dan persil kedua luasnya 25 are, jadi totalnya 77 are. Dan yang 52 are pada tahun 80han, dipinjam oleh Kades Sengkol dari orang tua saya sebagai lokasi pembangunan Impres SDN Pongos dan peminjaman lahan itu ada dokumennya berupa surat pernyataan pinjam lahan dan masih kami simpan dan pegang sampai saat ini,” ceritanya
Untuk itu, Lalu Suryadi meminta kepada Pemerintah dan PT ITDC untuk segera menyelesaikan dan membayar lahan miliknya tersebut.” Intinya bayar lahan kami, jangan lalu kami selaku pemilik lahan, saat ada MotoGP diusir dari tanah sendiri dan dijaga aparat berseragam,”cetusnya
Sementara itu, Ketua LSM AMPES NTB, Lalu Subadri meminta kepada Pemerintah dan PT ITDC untuk menyelesaikan persoalan lahan yang ada di KEK The Mandalika.” Ayolah, jangan main pakai kekuasaan dan akal – akalan. Dan warga tidak akan menempati lahannya jika sudah tidak punya hak diatas lahan tersebut. Jangan sampai saat ada event Internasional seperti motoGP atau ada kunjungan pejabat Negara, baru warga dibuntuti, diburu dan dijaga. Catat, warga sangat mendukung pembangunan, tapi tolong selesaikan lahan warga, dan jangan warga dijadikan kambing hitam yang selalu disalahkan,” tegasnya
Ditempat yang sama, Ketua Asli Mandalika, Sahnan menyampaikan, kegiatan pemagaran lahan tersebut rutin dilakukan oleh masyarakat yang dilakukan secara bergotong royong.” Itu (pemagaran lahan) Gotong Royong. Kenapa di pagar supaya warga bisa memanfaatkan lahan mereka untuk beternak, bertani dan berkebun. Dan Gotong Royong pemasangan pagar pembatas lahan rutin dilakukan warga, supaya lahannya tidak dirampas,” ujarnya. [slnews – rul]
Tinggalkan Balasan