3 Tahun Sirkuit Mandalika Beroperasi, SWIM Tuntut 5 Hal ke ITDC dan MGPA
LOMBOK TENGAH | Ketua Umum Solidaritas Warga Inter Mandalika (Ketum SWIM), Lalu Alamin mengungkapkan, bahwa Sirkuit Internasional Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) The Mandalika di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah di pesan selama 200 hari untuk event otomotif di tahun 2024. “Ini berarti bahwa tingkat keterisian (occupancy) Sirkuit Mandalika sudah di atas 50 persen. Pencapaian ini patut diapresiasi karena itu menunjukkan bahwa kerja semua pihak akhirnya membuahkan hasil. Dan peningkatan keterisian sirkuit Mandalika seyogianya berbanding lurus dengan peningkatan peluang kerja/berusaha dan kemanfaatan ekonomi langsung yang dinikmati masyarakat tempatan,” ungkap Lalu Alamin, Senin, (6/5/2024).
Minggu depan, tepatnya pada Selasa, (145/2024), SWIM akan bertanya ke pihak ITDC selaku pengembang KEK The Mandalika dan MGPA selaku bagian dari PT ITDC terkait dengan langkah-langkah apa saja yang sudah dilakukan atau sedang direncanakan untuk mengkonversi peningkatan okupansi tersebut menjadi kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat tempatan.” Tiga tahun setelah Sirkuit Mandalika resmi beroperasi dan project-project fisik infrastruktur lain yang sudah rampung, sudah saatnya ITDC meninjau kembali sejauh mana kewajiban-kewajiban dan tanggung-jawab sosialnya kepada masyarakat tempatan sudah terpenuhi. Kewajiban dan tanggung jawab tersebut terutama terkait dengan penyelesaian masalah-masalah pertanahan dan upaya-upaya dari pihak pengembang dalam menunaikan tanggung jawab sosial korporasi (CSR) kepada masyarakat tempatan,” ucap Lalu Alamin,
Masalah pertanahan, kata tokoh masyarakat Desa Rembitan, Kecamatan Pujut itu, sangat mendesak untuk diselesaikan di antaranya adalah kepastian pembayaran lahan warga Ujung Lauk, Desa Kute, status hukum lahan untuk masjid Al-Hakim dan lahan pengganti pemakaman umum Gunung Seong.” Empat bulan menjelang pelaksanaan MotoGP 2024, SWIM memandang pentingnya penuntasan persoalan-persoalan mendasar ini demi menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusifitas kawasan. SWIM juga ingin melihat adanya keterbukaan informasi dalam bentuk apa saja masyarakat tempatan bisa ambil bagian dalam event tersebut,” kata Lalu Alamin.
Nanti saat bertemu dengan PT ITDC dan MGPA, SWIM akan meminta penjelasan terkait dengan lima persoalan. “ Pertama percepatan penyelesaian masalah lahan warga Ujung Lauk (Gate 3). Kejelasan status lahan masjid Al-Hakim dan pemakaman umum Gunung Seong. Inisiatif pengembang dalam memanfaatkan event-event di sirkuit Mandalika dalam meningkatkan peluang berusaha masyarakat tempatan. Proses rekrutmen pegawai MGPA, sudahkah mengakomodir SDM tempatan..? dan yang terakhir Alokasi dana dan pelaksanaan program CSR bagi masyarakat tempatan (desa inti) dan desa-desa penyangga,” ujar Lalu Alamin. [slnews – rul].
Tinggalkan Balasan