Pemuda Sukerare Sebut Jumlah Penenun Kurang Dari 2023, Lalu Badri : Sama Artinya Tidak Pernah Sekolah Dapat Ijazah
LOMBOK TENGAH | Pembina Forum Pemuda Sukerare, Lalu Subadri meminta kepada Museum Rekor Dunia – Indonesia (MURI) untuk tidak memberikan piagam penghargaan Rekor MURI atas Rekor Peragaan Penenun oleh Perajin Tenun Terbanyak pada acara Begawe Jelo Nyensek 2023 yang digelar di Dusun Dasan Baru, Desa Sukerare, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu, (8/7/2023).
Alasan Lalu Subadri meminta kepada pihak Muri untuk tidak memberikan piagam penghargaan Rekor MURI, karena penenun yang hadir pada acara Begawe Jelo Nyensek 2023 jumlahnya kurang dari 2023.” Penenun yang hadir kurang dari 2023, jumlah itu bisa saya buktikan. Saat acara berlangsung banyak penenun yang tidak hadir. Dan ada 10 Dusun di Desa Sukerare, masing – masing Dusun mengikutsertakan 202 penenun, tetapi faktanya ada beberapa dusun saja yang Penenunya ikut pada acara Begawe Jelo Nyensek 2023. Untuk itu, kami meminta Muri untuk tidak memberikan Rekor MURI, karena tidak sesuai dengan fakta dilapangan saat acara Begawe Jelo Nyensek 2023 berlangsung,” ungkap Lalu Subadri kepada suaralomboknews.com, Sabtu, (8/7/2023).
Selain itu, kata Lalu Badri, saat acara Begawe Jelo Nyensek 2023 berlangsung tidak ada pihak dari MURI yang melihat dan menilai secara langsung. “ Tidak ada pihak dari MURI. Tidak ada penilaian dan cek Fakta lapangan, tetapi Surat dari Muri tertanggal, 6 Juli 2023 sudah diterima pihak Desa dan Panitia untuk diberikan penghargaan Rekor MURI di Galeri Muri di Jakarta pada tanggal 13 Juli 2023. Itu sama saja artinya tidak pernah sekolah dapat Ijazah, acara Begawe Jelo Nyensek 2023 tanggal 8 Juli, surat undangan untuk diberikan piagam Rekor MURI tanggal 6 Juli,” sebutnya
Lalu Subadri mengungkapkan, Pemdes Sukerare menggelontorkan anggaran dari Dana Desa untuk Begawe Jelo Nyensek 2023 sebesar Rp. 180 juta. “ Itu baru dari Pemdes, belum lagi dana dari Pemda, Pemprov dan pihak lain. Untuk itu, kami minta kepada Muri untuk tidak memberikan Rekor MURI, cek dan cari fakta yang sebenarnya sebelum mengeluarkan Piagam Rekor MURI,” pintanya
Lalu Badri mengaku bangga dengan Begawe Jelo Nyensek 2023, karena Begawe Jelo Nyensek 2023 sebagai upaya melestarikan Budaya, Tradisi dan hasil kerajinan suku Sasak Lombok.” Kami sangat bangga ada acara Begawe Jelo Nyensek 2023 ini, tapi jangan sampai Begawe Jelo Nyensek 2023 tercoreng gara – gara hanya ingin mendapatkan Piagam Rekor MURI,” keluhnya
Sementara itu, Ketua Panitia Begawe Jelo Nyensek 2023, Samsul Bahri mengatakan, penenun yang hadir pada acara Begawe Jelo Nyensek 2023 lebih dari 2023 yang berasal dari 10 Dusun yang ada di Desa Sukerare. “ Ada 2023 penenun, bahkan ada 3000 ribu kita punya Penenun, dan penenun yang hadir hari ini adalah dari Desa Sukerare, tidak ada dari luar Desa Sukerare. InsyaAllah kita akan dapatkan Rekor MURI, besok pak Bupati dan Kepala Desa pada hari Selasa tanggal 13 akan bertolak ke Jakarta untuk menerima Rekor MURI tersebut,” katanya
Samsul mengaku, semua penenun yang berjumlah 2023 hadir pada acara Begawe Jelo Nyensek 2023.” Semua hadir, hanya saja Penenun ada yang sedang ikut nonton, yang 2023 itu kita pastikan hadir pada hari ini. Penenun yang ada by name – by addres. Setelah ini Tim Muri akan mengecek, makanya setelah ini para penenun kita suruh kembali ke tempat menenun,” ujarnya.
Acara Begawe Jelo Nyensek 2023 dihadiri oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, Wakil Gubernur NTB, Hj. Siti Rohmi Djalilah, Ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Zulkieflimansyah, Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri, jajaran Forkopimda Lombok Tengah, para Kepala OPD Lingkup Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Tengah serta tamu undangan dari dalam dan luar NTB. [slnews – rul].
Tinggalkan Balasan