Aksi Demo Dukung Nama BIZAM, Kamenag Lombok Tengah Tunggu Laporan Pengawas
SUARALOMBOKNEWS.com – LOMBOK TENGAH | Lebih dari seribu massa yang mengatas namakan Gerakan Masyarakat Lombok Tengah Bela Ulama Pahlawan Nasional menggelar aksi demo didepan Kantor Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendukung perubahan nama Bandara Internasional Lombok (BIL) di Kabupaten Lombok Tengah menjadi Bandara Internasional Zaenuddin Abdul Majid (BIZAM), Kamis (21/11/2019).
Pantauan suaralomboknews.com massa aksi berkumpul dilapangan Bundar Praya, Lombok Tengah, selanjutnya berjalan menuju kedepan Kantor Bupati Lombok Tengah.
Selain terdiri dari masyarakat, pengurus yayasan, massa aksi demo mendukung pemerintah pusat terkait perubahan nama BIL menjadi BIZAM juga terdiri dari siswa-siswi Madrasyah swasta yang bernanung di yayasan NW di Lombok Tengah.
Para siswa – siswi Madrasyah juga ikut membawa spanduk mendukung perubahan nama BIL menjadi BIZAM.
Dalam orasinya, massa aksi demo menyampaikan pernyataan sikap yang disampaikan oleh Kordum, Himni, yakni, mendukung pemerintah pusat untuk meresmikan nama BIZAM. Hentikan segala bentuk penolakan terhadap keputusan / Kebijakan Pemerintah Pusat. Hentikan Penggunaan fasilitas Negara untuk melawan Negara dan Hentikan politik adu domba antar organisasi untuk kepentingan kekuasaan.
Aksi demo itu sempat memanas, lantaran salah seorang orator aksi yang mengatasnamakan diri dari warga Desa Ketare, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah yang membuat puluhan warga Desa Ketare yang berada diluar barisan massa aksi mendukung perubahan nama BIL menjadi BIZAM, merasa tersinggung geram dan naik pitam. Beruntung kericuhan itu dapat dilerai dan diredam oleh aparat Kepolisian Polres Lombok Tengah yang dipimpin langsung Kapolres Lombok Tengah AKBP Budi Santosa.
Setelah menyampaikan aspirasinya massa aksi demo yang terdiri dari masyarakat, Pemuda dan siswa – siswi Madrasyah itu membubarkan diri.
Terpisah, kepada suaralomboknews.com, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kamenag) Lombok Tengah, H. Jalalussayuthy mengatakan, belum menerima laporan secara resmi dari Pengawas terkait dengan adanya siswi – siswi Madrasyah yang ikut dalam aksi demo mendukung perubahan nama BIL menjadi BIZAM tersebut.”Kalau ada laporan dari pengawas, nanti kita panggil Kepala Madrasyahnya, kita tanya kenapa hak siswa untuk belajar diambil. Nanti akan kita tegur,”tegasnya
Jika dalam laporan pengawas, kata H. Jalalussayuthy, ada ditemukan siswa – siswi Madrasyah yang ikut dalam aksi demo tersebut sangat disayangkan, terlebih lagi mereka ikut aksi demo disaat jam belajar – mengajar sedang berlangsung.”Kita sangat sayangakan kalau ada anak – anak (siswa) yang ikut demo. Kalau mahasiswa ya tidak apa-apa.”ucapnya
H. Jalalussayuthy mengaku tidak bisa memberikan sanksi terlalu jauh kepada pihak Yayasan yang mengajak siswa – siswi dalam aksi demo mendukung perubahan nama BIL menjadi BIZAM.”Itu kan Madrasyah swasta, jadi kita tidak bisa mengintervensi terlalu jauh. Kecuali Madrasyah Negeri bisa kita berikan tindakan tegas, dan yang kita tegur itu yang mengganggu proses belajar – mengajar,”ujarnya [slNEWS – rul]
Tinggalkan Balasan