Gara – Gara Komentar Ahli Gempa Terkait Potensi Gempa Selatan Lombok, BMKG Harus Cuci Piring
SUARALOMBOKNEWS.COM – MATARAM | Badan Metorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meluruskan informasi yang berkembang ditengah – tengah masyarakat terkait dengan hasil penelitian Potensi Gempa di Selatan Lombok oleh Geolog asal Amerika Prof. Ron Harris yang disampaikan pada acara Seminar yang digagas UNU NTB pada Kamis, (4/7/2019).”Untuk kesekian kalinya sejak Gempa Lombok, 29 Juli tahun lalu, kami BMKG Stasiun Geofisika Mataram kembali harus men “cuci piring” lagi. Setiap kali datang pakar gempa di Lombok dan memberikan statement, maka BMKG yang diminta meluruskan sekaligus menjelaskannya kapada masyarakat. Dan itu memang sudah menjadi tugas kami untuk memberikan informasi gempa yang cepat, tepat, akurat, luas jangkauannya dan mudah dipahami,”ungkap Kepala BMKG Mataram, Agus Riyanto, Minggu (7/7/2019).
Menurut Agus, viralnya berita terkait Potensi Gempa di Selatan Lombok itu berawal dari Seminar yang digagas UNU NTB, pada Kamis (4/7) dengan mengundang Nara Sumber Geolog asal Amerika Prof. Ron Hariris.”Berita yang menjadi viral, semua berawal dari Seminar yang digagas UNU NTB Kamis pagi, 4 Juli 2019 yang mengundang Narasumber Prof Ron Harris Geolog dari Negeri Paman Sam yang berulang tahun hari itu,”ucapnya
Berselang beberapa jam setelah berita terkait potensi Gempa itu viral di media Nasiona, Lokal, dan di Media Sosial (Medsos), kata Agus, BMKG diundang oleh Gubernur NTB, Zulkieflimansyah melalui Asisten II Pemprov NTB untuk menggelar Konprensipers di Rumah Makan Langko yang dihadiri langsung oleh Gubernur NTB, jajaran pejabat Pemprov NTB, dan perwakilan dari PT. ITDC.”Bersyukur acara berjalan lancar dan dengan kearifannya Bapak Gubernur mengharapkan masyarakat untuk tidak panik atas informasi hasil penelitian tersebut, sehingga tidak mengganggu proses Rehab Rekon yang sedang berlangsung,”katanya
Agus menjelaskan, Literasi Mitigasi menjadi begitu sangat penting saat ini untuk membangun kesadaran dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bencana, sehingga upaya Pengurangan Resiko Bencana bisa berhasil, seperti, Perlu dilaksanakan sosialisasi dan simulasi gempa dan tsunami (tsunami drill) secarai reguler di NTB, khususnya di daerah-daerah berisiko tinggi di Lombok dan Sumbawa. Menentukan jalur evakuasi representatif dan penempatan signboard/ Papan tanda peringatan yang tepat dapat ditambahkan dengan tagline (jargon) 20:20:20, yang akan mendorong masyarakat untuk mengambil langkah Evakuasi Mandiri.”Jika kita merasakan guncangan dalam 20 detik, maka segera mengungsi menyelamatkan diri dalam waktu 20 menit menuju tempat aman (bukit/ bangunan kokoh) minimal ketinggian 20 meter. Evakuasi mandiri menjadi sangat penting, mengingat baru ada 1 unit sirine tsunami di Ampenan Mataram yang berfungsi sebagaj tanda perintah evakuasi,”jelasnya
“Konstruksi bangunan harus mulai memperhatikan building code dan kualitas bahan bangunan serta desain harus dipantau untuk memenuhi standar bangunan tahan gempa dan Pelatihan jurnalis menjadi sangat mendesak dilaksanakan, agar para awak media cetak maupun elektronik juga mendapat pengetahuan tentang bencana khususnya gempa bumi,”sambung Agus
Agus mengaku, BMKG memiliki 3 program unggulan yang telah ditawarkan kepada Pemerintah Daerah termasuk kepada PT. ITDC.” BMKG punya 3 program unggulan yang sudah kami tawarkan ke Pemda / stakeholder dan ITDC yakni, SLG (Sekolah Lapang Geofisika/Gempa). BGTS (BMKG Goes To School), dan Workshop Media ( Tema : Media sebagai simpul utama sistem peringatan dini Info Cuaca/Iklim dan Gempa). Dan dalam waktu dekat kami kirimkan ke BAPPEDA dan BPBD,”tuturnya
Agus menegaskan, BMKG selaku institusi pemerintah resmi yang berwenang menyampaikan informasi Gempa tidak pernah memprediksi atau meramalkan kapan Gempa akan terjadi.”BMKG tidak pernah memprediksi/ meramalkan kapan gempa akan terjadi. Pernyataan informatif terkait adanya potensi gempa di 200 km Selatan Lombok sebenarnya memberikan peringatan kepada kita agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan kita dalam menghadapi bencana juga mendorong Pemda untuk melaksanakan literasi mitigasi.Jadi bukan sok tahu, tapi memang tahu ada potensi. Bedakan antara potensi dan prediksi,”ujarnya.
Dalam surat permakluman nomor : GF.102/249/KMTR/VII/2019, tanggal 7 Juli 2019 yang dikirim ke nomor kontak Redaksi www.suaralomboknews.com, yang isinya BMKG membenarkan beredarnya informasi tentang potensi gempa bumi dan tsunami di Selatan Lombok. Informasi mengenai potensi Gempa Bumi di selatan Lombok itu benar, namun tidak dapat diprediksi kapan kejadiannya. Sampai dengan saat ini belum ada Negara dengan teknologi apapun didunia yang mampu memprediksi kejadian Gempa Bumi dan BMKG merupakan satu – satunya Instansi resmi guna menginformasikan kejadian Gempa Bumi maupun Tsunami. [slNEWS – rul]
Tinggalkan Balasan