Sukarare Kembali Sukses Gelar Begawe Jelo Nyesek
Dirjen IKM Kemenperin RI Gati Wibawaningsih mengalungkan Pumbaq Nine (gambar kiri) kepada Kades Sukarara Timan, dan Sekda Loteng HM. Nursiah (gambar kanan) mengalungkan Pumbaq Mame kepada Ketua BPD Sukarara HL. Genuh Patul Gani, pada acara Pembukaan Festival Tenun Tradisional “ Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, Rabu, (26/7/2017).
Lombok Tengah, SuaraLombokNEWS.com | Masyarakat Desa Sukarare, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah (Loteng), Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali sukses menggelar Festival Tenun Tradisional “ Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”.
Festival Tenun Tradisional “ Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, yang digelar di Dusun Dasan Baru, Desa Sukarara, Rabu, (26/7/2017) diikuti 1500 orang Penenun Tradisional, dari masyarakat Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Loteng.
Kepala Desa (Kades) Sukarara Timan, dalam sambutannya mengatakan, dilaksanakannya Festival Tenun Tradisional “Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, untuk melestarikan khazanah budaya Bangsa, dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta untuk meningkatkan Produktivitas masyarakat Tenun.” Acara ini dimaksudkan untuk melestarikan khazanah budaya Bangsa, mengembangkannya menjadi bermanfaat untuk kesejahteraan secara lahir dan batin melalui peningkatan produktivitas masyarakat tenun dan memenuhi hasrat keindahan masyarakat konsumen dan memacu kreativitas pengelolaan produk – produk hilir Tenun,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Timan melontarkan hadarapan yang ditujuan kepada Pemerintah, yakni meminta adanya Sentra Tenun yang dibangun di lokasi Festival Tenun Tradisional “ Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, Dusun Dasan Baru yang lahannya merupakan aset milik Pemkab. Loteng.” Harapan dan permintaan masyarakat Sukarara kiranya pemerintah dapat mewujudkan mimpi kami untuk memiliki satu sentra tenun yang representatif di tanah tempat menyelenggarakan Begawe Jelo Nyeset saat ini yang merupakan tanah milik Pemkab. Loteng. Menenun Sukerare untuk Kemuliaan Bangsa,” pintanya.
Festival Tenun Tradisional “Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, bukan hannya untuk masyarakat Loteng, melainkan juga dipersembahkan untuk masyarakat dalam dan luar negeri. Terlebih lagi hasil Tenun Tradisional Masyarakat Desa Sukarara telah di nikmati oleh masyarakat dalam dan luar negeri.” Jelo Nyeset atau menenun dilaksanakan secara turun – menurun. Bukan hannya untuk masyarakat Desa Sukarara melainkan juga dipersembahkan untuk seluruh masyarakat dan Dunia. Hasil tenun tidak hannya dinikmati masyarakat Indonesia melainkan juga di nikmati masyarakat luar Negeri. Untuk itu Penenun harus terus didukung untuk meningkatkan kesejahteraan para penenun,” kata Sekda Loteng HM. Nursiah.
HM. Nursiah berpesan, kepada seluruh Masyarakat Loteng untuk bersama – sama menjaga Kamtibmas dan menunjukkan keramah tamahan kepada masyarakat dalam maupun luar negeri. dan berpesan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Loteng untuk terus memberikan pembinaan serta pendampingan kepada para Penenun, untuk meningkatkan kesejahteraan dan ilmu pengetahuan para Penenun.” Dengan menunjukan keramah tamahan kita kepada wisatawa, maka dengan sendirinya jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Sukarara semakin meningkat. Kepada Disbudpar Loteng untuk terus memberikan Pembinaan jangan sampai mengambil kesempatan di momen – memon tertentu, jangan sampai ingin meraup keuntungan sesaat bisa merusak Citra kita, dan itu yang harus kita hindari,” pesan HM. Nursiah.
Festival Tenun Tradisional “Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, menjadi salah satu sarana promosi hasil Tenun Tradisional baik itu kepada masyarakat dalam maupun luar negeri.Festival tenun ini bisa menjadi salah satu sarana promosi hasil tenun tradisional kepada masyarakat dalam maupun luar negeri.”Kami juga berharap perhatian dan pembinaan dari Kementerian Perindustrian RI untuk meningkatkan hasil dan kualitas produk – produk UMKM khususnya yang ada di NTB,” sambung Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB Dra.Hj.Putu Selly Andayani.
Festival Tenun Tradisional “Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, dibuka langsung Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian RI Gati Wibawaningsih.
Dalam sambutannya Dirjen IKM Kemenperin RI Gati Wibawaningsih mengungkap, persoalan UMKM bisa diselesaikan melalui berbagai pembinaan, dan Kemenperin RI telah memberikan Bimbingan, Pendampingan oleh Tenaga Ahli, menyediakan Fasilitas Mesin dan Peralatan untuk kelompok maupun per orangan, sedangkan untuk mengatasi persoalan Bahan Baku Kapas, Kemenperin RI telah menandatangani MoU dengan Kementerian Pertanian.” Kami juga telah memiliki program Material Center, bekerjasama dengan BUMN, dan asosiasi Industri Benang, untuk memenuhi bahan baku para UKM. Untuk meningkatkan Akses pasar Kementerian telah memiliki E Smart UKM, kami juga bekerjasama dengan para marketing yakni Bukalapak dan Belanja.com untuk memasarkan produk – produk para UKM, kami juga mendorong kepada para Industri tenun untuk memanfaatkan berbagai fasilitas pembiyayaan, seperti Kridit Usaha Rakyat (KUR) dan lain – lain,” ujar Gati Wibawaningsih.
Pembukaan Festival Tenun Tradisional “Sukarare Jelo Nyesek Kedua 2017”, ditandai dengan pemotongan Selendang atau Pumbaq dalam bahasa Sasak. Pumbak Nine (Perempuan – red) di potong oleh Dirjen IKM Kemenperin RI Gati Wibawaningsih dan dikalungkan kepada Kades Sukarara Timan, sedangkan Pumbak Mame (laki – laki) di potong oleh Sekda Loteng HM. Nursiah, selanjutnya di kalungkan kepada ketua BPD Sukarara HL. Genuh Patul Gani. (slNEWS.com – rul)
Tinggalkan Balasan