Festival Pesona Bau Nyale 2017, Arena Peresean Dibanjiri Wisatawan
Inilah Pertarungan Pepadu Tanpa Pilih Tanding dari Kecamatan Praya Timur melawan Kecamatan Praya Barat pada Tarung Peresean yang digelar di Pantai Senek Desa Kuta Kecamatan Pujut Loteng, Sabtu, (11/2/2017)”
Lombok Tengah, SuaraLombokNews.com – Kawasan Pantai Senek Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah (Loteng) dibanjiri masyarakat dan wisatawan dalam maupun luar negeri, Sabtu, (11/2/2017).
Mereka datang ke Pantai Senek untuk menyaksikan secara langsung pertarungan perdana Pepadu Persean Tanpa Pilih Tanding se – Pulau Lombok, yang digelar Pemerintah Provinsi NTB dan Pemkab. Loteng dalam rangka menyambut dan memeriahkan Festival Pesona Bau Nyale 2017 yang akan di gelar pada Tanggal 16 – 17 Februari 2017 di Pantai Seger Desa Kuta Kecamatan Pujut Loteng.
Kegiatan Budaya Peresean itu dibuka Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng HL. Muhamad Putria, dan di hadiri langsung oleh Kadisbudpar Provinsi NTB Lalu Fauzan, Camat Pujut Lalu Sungkul, Kades Kuta Lalu Badarudin, dan sejumlah tokoh masyarakat dan Adat Desa Kuta.” Kegiatan Peresean ini merupakan salah satu rangkaian Pra Festival Pesona Bau Nyale 2017 yang akan dilaksanakan selama lima hari, mulai dari Tanggal 11 – 15 Februari 2017,” kata HL. Muhamad Putria.
HL. Putria menjelaskan, kegiatan Peresean kali ini menghadirkan para Pepadu tanpa pilih tanding se – Pulau Lombok.
Selain untuk melestarikan Budaya Sasak, kegiatan Peresean ini juga sebagai salah satu mahnit untuk menarik wisatawan dalam maupun luar negeri datang ke Loteng, dan sebagai salah satu media promosi budaya.” Budaya sasak harus tetap dilestarikan dan dikembangkan,” ucap HL. Putria.
Dalam kesempatan tersebut, HL. Putria mengucapkan selamat bertanding kepada seluruh pepadu tanpa pilih tanding. Dan meminta kepada para Pepadu untuk mengedepankan sportifitas, serta menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat untuk bersama – sama menjaga Kamtibmas.” Selamat bertanding, dan selalu mengedepankan sportifitas,” pesannya.
Sebagai pembuka, Pepadu Peresean Kecamatan Praya Timur melawan Papadu Peresean Kecamatan Praya Barat di kelas Junior, dengan waktu 1 menit yang dibagi menjadi tiga Ronde.
Tarung Presean disebut sebagai simbolis kejantanan para pemuda dan pria suku Sasak di Lombok. Pertarungan adu nyali ini merupakan pertarungan antara dua laki laik Sasak bersenjatakan tongkat yang terbuat dari rotan atau disebut Penjalin, dilengkapi dengan sebuah pelindung (perisai) yang terbuat dari kulit kerbau tebal dan keras (Ende). Para Petarung di sebut Pepadu dan wasit pinggir lapangan disebut sebagai Pekembar Sedi, sedangkan wasit tengah yang menjadi pemimpin pertarungan disebut Pekembar.
Para petarung (pepadu) bertemu di tengah lapangan dengan bertelanjang dada, menggunakan capuk (penutup kepala khas sasak) dan kain sarung khusus yang sudah dipersiapkan panitia. Sebuah tongkat rotan sebagai alat memukul dipegang menggunakan tangan kanan, serta pelindung (perisai) di tangan kiri. Para pepadu pun siap mengadu kejantanan, ketangkasan dan adu nyali di depan ratusan penonton yang hadir di arena presean.
Seni beladiri atau adu ketangkasan Presean di iringi oleh tabuhan musik Gendang Beleq sebagai penyemangat dan pengundang masyarakat sekitar acara untuk menonton. Sambil menari-nari di iringi tabuhan gendang Beleq, kedua Pepadu akan saling menghalau dan mengalahkan lawan dengan pukulan penjalin tanpa rasa cemas ataupun takut cedera. (slnews.com – rul)
Tinggalkan Balasan