Festival Pesona Bau Nyale 2017, Pepadu Peresean se – NTB Akan Bertarung di Pantai Laut Selatan
Lombok Tengah, SuaraLombokNews.com, – Masyarakat Lombok Tengah dan sekitarnya akan tumpah ruah di kawasan Mandalika untuk bersama-sama mengikuti Bau Nyale, yaitu ritual mencari cacing laut yang dipercaya sebagai jelmaan dari Putri Mandalika. Perayaan ini akan dipusatkan di Pantai Seger, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, pada 16-17 Februari 2017 sebagai acara puncaknya dimana tanggal tersebut sudah ditetapkan sesuai kesepakatan dan musyawarah dengan tokoh masyarakat setempat.
Pada pra Festival Pesona Bau Nyale 2017 ini, masyarakat dalam maupun luar negeri akan disuguhkan berbagai atraksi budaya dan kesenian sasak.
Pada tanggal 11 – 15 Februari 2017, masyarakat dalam dan luar negeri akan disuguhkan Atraksi Tarung Presean yang akan di ikuti oleh Puluhan Pepadu se – Nusa Tenggara Barat.
Lokasi Tarung Peresean itu akan digelar di kawasan Pantai Senek Kuta Desa Kuta Kecamatan Pujut Lombok Tengah (Loteng).” Peresean akan di datangkan Pepadu tanpa pilih tanding dari seluruh NTB,” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng HL. Muahamad Putria, Selasa, (7/2/2017).
Untuk pelaksanaan Tarung Peresean pada Festival Pesona Bau Nyale 2017 ini akan di kemas berbeda dari tahun – tahun sebelum, baik dari sisi penampilan Pepadu, Petarung maupun arena Peresean.” Ring atau Ayude dibuat dari tumpukan pasir Pantai berukuran 11 x 11 meter dengan tinggi kurang lebih satu meter, tujuannya supaya semua masyarakat dan wisatawan bisa menyaksikan secara langsung pertarungan pepadu Peresean. Pepadu dan petarung juga diwajibkan menggunakan pakaian adat sasak, dan tidak diperkenankan menggunakan celana panjang,” kata HL. Putria.
Jumlah Pemadu Peresean Tanpa Pilih Tanding yang telah mendaftar sampai dengan saat ini sebanyak lima Paket atau Kelompok yakni Selaq Marong melawan Wong Agung Turun Gunung, Telaweq Angus melawan EmpuTong Bajil Saking Alas Walantake, Kisap Nyamber melawan Arya Geti Biras Saking Gawah Blatuk Mas Juring, ujan Rintis melawan Pelor Mas, Angin Alus melawan Piring Adi, dan Ombak Tenang melawan Adus Tamtanus Saking Selan.” Hadiah yang diberikan kepada Petarung, seperti biasa berupa Sarung dan uang tunai,” ujar HL. Putria.
Tarung Presean merupakan kesenian khas Sasak Lombok yang dulunya bermula sebagai sebuah simbolis kegembiraan atau luapan emosi para prajurit Lombok dulu kala setelah berhasil melumpuhkan / mengalahkan lawan di medan tempur.
Budaya presean ini kemudian menjadi sebuah tradisi yang memiliki keunikan sendiri ketika para Pepadu-nya memadukan gaya bela diri dengan ekspresi-ekspresi lelucon ketika berhasil menyisakan bekas sabetan rotan di tubuh lawan.
Seni beladiri atau adu ketangkasan Presean di Lombok biasanya di iringi oleh tabuhan musik Gendang Beleq sebagai penyemangat dan pengundang masyarakat sekitar acara untuk menonton. Sambil menari-nari di iringi tabuhan gendang Beleq, kedua Pepadu akan saling menghalau dan mengalahkan lawan dengan pukulan penjalin tanpa rasa cemas ataupun takut cedera. Dan uniknya, para peserta Presean tidak pernah dipersiapkan sebelumnya, para penonton dan siapapun yang sedang berada di medan acara boleh ikut bertarung dan memamerkan kelihaiannya. (slnews.com – rul)
Tinggalkan Balasan