Setelah Diusir Bupati, Guide Surfing Asal Lombok Tengah Berhadapan Dengan Pol PP Lombok Timur di Perairan Pantai Teluk Ekas

SUARALOMBOKNEWS | Setelah diusir dari perairan Pantai Teluk Ekas oleh Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin, kini Kapten Perahu asal Kabupaten Lombok Tengah yang mengantar wisatawan berselancar atau Surfing ke kawasan Perairan Pantai Teluk Ekas, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), berhadapan dengan personil Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Pemkab Lombok Timur.
Hal itu dialami langsung oleh Jarot, Kapten Perahu yang juga Guide Surfing asal Desa Awang, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, pada Kamis, (19/6/2025) pagi.
Jarot menceritakan, saat mengantar wisatawan Surfing, setibanya di sport Surfing di perairan Pantai Teluk Ekas, dirinya tidak diperkenankan untuk menurunkan wisatawan yang dibawanya untuk Surfing oleh personil Sat Pol PP Lombok Timur yang sedang berpatroli menggunakan Perahu.
Namun, setelah berkomunikasi, akhirnya dirinya dan wisatawan yang dibawa diperkenankan untuk berselancar, meskipun waktu yang diberikan hanya sebentar.” Awalnya tidak dikasih main (Surfing), tapi setelah berbincang lumayan lama, baru dikasih main, tapi sebentar,” ucap Jarot.
Sebagai seorang Guide Surfing, Jarot mengaku sangat malu terhadap wisatawan yang dibawanya.
Jarot juga mengaku, wisatawan Surfing yang dibawanya itu ketakutan setelah melihat ada personil Sat Pol PP yang tengah berpatroli di perairan Pantai Teluk Ekas.” Sampai di lokasi tamunya heran, ada apa ini, dan menggap diperlakukan seperti kriminal. Sampai bule (wisatawan ) bertanya kok seperti ini, makanya kita agak malu tadi pagi sama tamunya,” keluhnya
Ditanya terkait dengan perasaan selaku Guide Surfing terhadap sikap Bupati Lombok Timur yang mengusir Kapten Perahu yang membawa Wisatawan Surfing asal Lombok Tengah, Jarot mengaku merasa sangat malu, terlebih lagi saat pengusiran terhadap Kapten Perahu dilihat dan didengar langsung oleh wisatawan asal Spanyol yang saat itu sedang berselancar di Perairan Pantai Teluk Ekas. Bahkan wisatawan asal Spanyol tersebut ikut diusir dan dilarang untuk berselancar di Perairan Pantai Teluk Ekas, jika tidak menginap di Hotel atau Villa yang berada di Kawasan Pantai Ekas. “Sakit sangat sangat sakit, kalau cara mengusir seperti itu udah endak bagus lah, apalagi bulenya sedang asik asik surfing lalu diusir bahkan sampai diancam kalau mau ke Ekas lewat darat, ngeri sangat – sangat mengerikan mengusir dengan cara itu, tidak sepantasnya mengusir wisatawan seperti itu, apalagi wisatawan tamu negara sedang asik – asiknya surfing tidak sepantasnya kita mengusir mengusir seperti itu,” sebutnya.
Sebelumnya, pada Rabu, (18/6/2025), Bupati Lombok Timur, H. Haerul Warisin menyampaikan, apa yang dilakukannya terhadap Kapten Perahu dan Guide Surfing asal Lombok Tengah di Pantai Teluk Ekas tersebut bukan untuk mengusir, melainkan untuk kebaikan bersama.” Tidak selamanya perubahan baik yang kita anggap baik itu akan dianggap baik-baik sama orang, terutama orang-orang yang kurang memahami. Jadi saya melakukan semua itu kemarin karena memang pada saat kami rapat mengumpulkan seluruh pengusaha pariwisata, kemudian pada saat mereka berdiskusi mereka sampaikan itulah yang menjadi permasalahan-permasalahan yang sudah bertahun-tahun mereka dan tidak pernah diperhatikan dan tidak pernah diatasi oleh pemerintah pemerintah, sehingga saya melihat dari sisi pajak yang mereka (pengelola Hotel) keluarkan bahwa dulu pernah tinggi kemudian turun turun dan sekarang sangat kecil. Kemudian dari evaluasi ini saya kumpulkan mereka semua di Ekas apa persoalan sebenarnya di situ, kemudian diberikan masukan oleh mereka bahwa tamu-tamu biasanya menginap seminggu biasanya menginap 6 hari 5 hari, sekarang menjadi hanya satu Malam dua malam mereka kabur.
Iron sapaan akrab H. Haerul Warisin berharap, dengan telah terbangunnya fasilitas pariwisata seperti Hotel dan lainnya di kawasan Pantai Ekas, wisatawan Surfing bisa menginap di Pantai Ekas dan tidak menjadikan Pantai Ekas hanya sekedar tempat berselancar.” Harapannya menginap di Ekas, menginap di tempat yang dekat dengan ombak, supaya mereka merasa bebas untuk melakukan Surfing dan sebagainya. Tetapi itu tidak dia (Wisatawan) dapatkan karena datang desakan dari mana-mana, bahkan intimidasi yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak menginap di situ artinya orang luar datang kesitu (Ekas), sehingga itu menyebabkan mereka (wisatawan) tidak nyaman. Ketika ketidaknyamanan itu pada akhirnya dia berpikir bahwa ngapain nginap di Lombok Timur kita ikut saja dengan dominan yang datang banyak dari sana itu, datang astu Boat 30 orang satu boat 50 orang dan sebagainya, mereka bawa makanan dari luar dan sebagainya dari luar, dan tidak ada apa – apa yang bisa dinikmati oleh Lombok Timur ini, sehingga ini tentu akan merugikan secara ekonomis masyarakat Lombok Timur itu sendiri,” ungkapnya
“Ketertiban itu tidak terjamin disitu, kemudian ekonomi kita menjadi sangat sangat menurun Drastis, artinya pemerintah harus atensi, mereka sudah berinvestasi, mereka sudah membangun hotel bangun penginapan yang harganya mahal mereka sudah berkorban besar dengan harapan apa yang sudah investasikan itu bisa kembali dalam sekian tahun misalnya, itu ternyata mereka akan bangrut dibikin di situ. Yang pada akhirnya nanti semua investor tidak akan pernah percaya kepada Kabupaten Lombok Timur ini, kalau ini yang terjadi maka tentu kemajuan Lombok Timur dari sisi pariwisata yang semakin kita dengung dengungkan ini tidak akan pernah terjadi,”sambung Iron.
Atas dasar itulah, kata Iron, dirinya mulai menyelesaikan persoalan tersebut sedikit demi sedikit, dan apa yang dilakukan tersebut tidak merugikan pihak manapun.” Maka sedikit demi sedikit kita harus menyelesaikan persoalan, artinya kita tidak merugikan siapapun, siapa yang kita rugikan, endak ada yang kita rugikan, tidak ada maksud melarang, hanya ketertiban yang kita minta disitu. Jadi kalau tamu – tamu yang menginap di situ silahkan diberikan orang juga keleluasaan, itu gunanya mereka mengelola tempat yang dekat di sini, jangan nanti di situ ada desakan, sampai ada yang dicekik disana dan sudah sampai ke ranah hukum, sehingga ini yang membuat kita itu menjadi harus Atensi harus kita perhatikan apa – apa ini tidak boleh kita abai tidak boleh kita biarkan, kita ini pemerintah kita dipilih oleh rakyat bagaimana kita melindungi mereka, kehidupan mereka, ekonomi mereka, mereka harus nyaman dan itu harus mereka dapatkan, itu gunanya pemerintah di situ. Tapi sekarang kalau kita membiarkan masyarakat terserah mau seperti apa di situ (ekas) pengusaha seperti apa, kita capek capek menerima tamu maupun investor maupun investasi, tapi kita tidak bisa menjaga wilayah kita sendiri, maka mereka takut berprestasi, maka kerugian yang akan kita dapatkan,” paparnya
Iron kembali menegaskan, bahwa apa yang dilakukannya tersebut untuk menciptakan keadilan kepada masyarakat, khususnya kepada pelaku pariwisata yang ada di Teluk Ekas.”Saya ingin bagaimana supaya berkeadilan, sehingga sedikit demi sedikit apa yang menjadi masalah itu kita kurangi, sehingga para pelaku pariwisata ini menjadi nyaman, para pelaku pariwisata menjadi semangat enak untuk mengajak tamu tamu. sehingga ada keamanan, ada kenyamanan dan ada keadilan yang mereka terima disitu, hanya itu harapan kita,” tegasnya
Menanggapi Videonya yang viral di Medsos saat mengusir Kapten Perahu asal Lombok Tengah, Iron tidak terlalu menanggapinya, dan menyebut dirinya bukan Youtuber.”Jadi persoalan apa yang viral disitu, itu urusan viral dan saya bukan Youtuber, saya tidak cari lewat begini begini, kemudian ada orang yang bilang saya ini tidak punya pengalaman, ya silahkan anda menilai apa saja itu boleh boleh saja, tergantung dari sisi apa anda memandang dia. Jadi persepsi berbeda beda cara menyelesaikan masalah juga berbeda beda. Harapan saya adalah kepada seluruh pelaku usaha pariwisata yang ada di Lombok Timur ini, silahkan jaga wilayah anda masing – masing, kemudian semua tamu-tamu turis dan sebagainya di situ dilayani dengan baik, diperhatikan dengan baik, sehingga mereka akan betah tinggal disitu. Kemudian awasi setiap gerakan mereka, Artinya di mana mereka khawatir Itu, anda awasi supaya apa, supaya nyaman dan ini akan menjadikan dia nanti akan terus-menerus merasa bahwa Lombok Timur adalah tempat yang baik, tempat yang nyaman untuk mereka melakukan kegiatan pariwisata melakukan olahraga surfing dan lain lainnya dan mereka akan betah disitu. Kalau mereka sudah betah disitu InsyaAllah ekonomi masyarakat akan meningkat, kemudian pendapatan pelaku pariwisata Hotel juga akan meningkat itu saja kita harapkan, tidak ada yang lain,” ujarnya. [SLNews – rul].
Tinggalkan Balasan