Diduga Gara – Gara Kencing, Seorang Pria di Lombok Tengah di Bacok Senjata Tajam

LOMBOK TENGAH | Nyawa Sarman, 49 tahun, warga Dusun Bertais, Desa Murbaye, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah nyaris melayang setelah dibacok menggunakan Senjata Tajam (Sajam) oleh Anton, 31 tahun yang juga warga Dusun Bertais , Desa Murbaye.
Peristiwa berdarah itu terjadi pada Rabu, (3/5/2023) sekitar pukul 18.30 Wita di rumah korban Sarman. “ Ba’da sholat Magrib, saya ditelpon ada warga yang dibacok di Dusun Bertais. Pelaku Anton sudah diamankan di Polres, sedangkan korban dilarikan ke RSUD Praya dan saat ini sedang menjalani operasi,” kata Kepala Desa (Kades) Murbaye, Herman saat dihubungi suaralomboknews.com via panggilan WhatsApp (WA), Rabu malam, (3/5/2023).
Herman menceritakan, Pelaku membacok korban dengan Sajam karena tidak terima terhadap sikap korban yang buang air kecil (kencing) di dekat rumah pelaku. “ Mungkin karena kebelet, korban kencing di dekat rumah pelaku. Saat itu, pelaku sempat menegur korban, tidak boleh kencing di sana (dekat rumah pelaku), karena bisa mengotori tempat ibadahnya. Padahal korban tidak kencing di rumah atau ditempat pelaku beribadah,” ceritanya
Saat ditegur pelaku, korban merespon dengan senyum dan langsung pulang ke rumahnya. Tidak lama setelah korban sampai dirumah, Pelaku datang ke rumah korban dan bertemu dengan istri korban sambil menanyakan keberadaan korban. “ Korban pulang magrib, lalu pelaku datang ke rumah korban, di depan rumah korban, pelaku bertemu dengan istri korban dan menanyakan dimana korban, dan dijawab oleh istri korban, bahwa koran berada di belakang sedang memperbaiki mesin air, lalu pelaku langsung ke belakang, dan pengakuan pelaku, saat bertemu korban, pelaku sambil tersenyum dan mengatakan maaf tuak (paman) dan langsung membacok korban di bagian perut dan dada,” ungkap Herman.
Herman juga menceritakan, dalam kesehariannya, pelaku yang masih melajang itu terkenal tertutup, pendiam dan jarang bergaul. “ Pengakuan orang tuanya, pelaku hanya pulang makan kerumah orang tuanya, setelah makan langsung pulang ke rumahnya yang berjarak kurang lebih 150 meter dari rumah korban. Kesehariannya, pelaku pendiam, tertutup dan jarang bergaul. Pelaku rajin melaksanakan sholat fardhu dan sunat, tetapi kalau sholat Jumat, Sholat Idul Fitri atau sholat dengan jamaah yang banyak, pelaku tidak mau melaksanakannya,” ceritanya.
Pasca peristiwa pembacokan, Herman meminta kepada masyarakat untuk bersama – sama menjaga situasi Kamtibmas yang aman, nyaman dan kondusif.”Kami menghimbau kepada segenap masyarakat kami agar senantiasa menjaga kondusifitas dan kita serahkan kejadian ini agar diproses secara hukum oleh pihak kepolisian. InsyaAllah pihak kepolisian akan menangani permasalahan ini secara profesional. Semoga warga kami yang menjadi korban segera diberikan kesembuhan oleh Allah SWT dan keluarga diberikan kesabaran atas musibah ini,” ujarnya. [slnews – rul]
Tinggalkan Balasan