Siswa SMP di Lombok Tengah Ditemukan Tewas Gantung Diri

LOMBOK TENGAH | Seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih berusia 17 tahun, Dika Saputra mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
Warga Dusun Bejelo, Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa oleh ibu kandungnya dengan posisi tergantung di belakang pintu kamar rumahnya, pada Senin, (1/5/2023). “ Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, diduga gantung diri,” kata Kapolsek Jonggat, Polres Lombok Tengah, AKP Bambang Sutrisno.
AKP Bambang menceritakan, korban pertama kali ditemukan oleh ibu kandungnya yang saat itu akan membangunkan korban di kamar rumahnya. “ Ibu korban Siti Aini bersama adik korban yang masih berusia 5 tahun hendak membangunkan korban, tiba tiba menemukan korban dalam posisi sudah tergantung di belakang pintu. Kemudian ibu korban memanggil dan memberitahu suaminya, Leme dan Mira alias inaq Kety. Kemudian ibu korban bergegas pergi memberitahukan Ketua RT setempat,” ceritanya
Setelah menerima laporan tentang peristiwa tersebut, anggota Polsek Jonggat langsung turun ke TKP (tempat kejadian perkara) melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi saksi, serta menghubungi pihak Puskesmas Bonjeruk. “Berdasarkan keterangan saksi, bahwa korban selama ini berperilaku normal dan tidak pernah ditegur ataupun dimarahi oleh keluarga, hubungan dengan teman-temannya juga baik seperti biasa, dan tadi malam sempat bersama teman-temannya menghadiri acara salah satu temannya yang menikah,” ungkap AKP Bambang.
Keluarga korban lanjut AKP Bambang, menerima kematian korban, dan menolak untuk dilakukan otopsi terhadap jasad korban. “Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kejadian tersebut sebagai musibah dengan ikhlas dibuktikan dengan menandatangani surat pernyataan penolakan dilakukan otopsi,” ujar AKP Bambang.
Dihubungi suaralomboknews.com, via panggilan WhatsApp (WA), Kepala Desa (Kades) Bonjeruk, Lalu Audia Rahman menceritakan, semasa hidupnya, korban tinggal di dua tempat yakni di Rumah Bapak Kandungnya di Desa Teratak, Kecamatan Batukliang Utara dan dirumah Ibu Kandungnya di Desa Bonjeruk. “ Yang saya tahu, Korban sekolah di Teratak, dan korban terkadang tinggal bersama Bapaknya di Desa teratak, dan terkadang juga nginap dirumah Ibu Kandungnya di Desa Bonjeruk, karena Ibu Kandung korban kawin ke Desa Bonjeruk setelah bercerai dengan Bapak Kandung korban. Informasinya juga, korban lebih senang tinggal di Desa Bonjeruk,” ceritanya
Jenazah korban kata Lalu Audia, dibawa ke rumah bapak kandungnya di Desa Teratak. “ Jenazah dibawa ke rumah Bapaknya di Desa Teratak untuk dimakamkan,” katanya
Terkait dengan informasi yang berkembang, bahwa Korban mengakhiri hidupnya dengan cara Gantung diri gara-gara putus cinta dengan pacarnya, Lalu Audia mengaku tidak mengetahui informasi tersebut. Namun Lalu Audia membenarkan, bahwa sebelum gantung diri, korban sempat menghadiri acara pernikahan temannya di Desa Bonjeruk. “ Saya tidak tahu apa penyebab korban gantung diri. Dan Handphone (Hp) korban menggunakan Password, tidak bisa dibuka, jadi tadi sudah diambil Polisi. Mungkin kalau Hp korban sudah bisa dibuka, bisa diketahui apa penyebab dan alasan korban gantung diri,” pungkasnya. [slnews – rul]
Tinggalkan Balasan