10 Persen Lahan Pertanian di Lombok Tengah Jadi Tumbal
SUARALOMBOKNEWS .COM – LOMBOK TENGAH |Sebanyak 10 persen lahan pertanian di Lombok Tengah terancam tidak memperoleh pasokan air. Hal itu diungkapkan Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Tengah, HM.Nursiah saat menjawab keluhan petani dalam acara Safari Ramadhan Masjid Baiturahim Dusun Melati, Desa Saba, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah, Sabtu Malam ( 26/5/2018).
Sekda menjelaskan, kebutuhan air pada musim tanam tahun ini mencapai 300 ribu meter kubik. Sementara debit air yang tersedia kurang dari 200 ribu kubik. Bahkan Bendungan Batujai dan Pengga yang diharapkan mampu mengatasi kekeringan hanya mampu mengairi sebagian lahan pertanian di wilayah Selatan.
Adapun upaya yang telah ditempuh pemerintah daerah, diantaranya dengan meminta bantuan ke Lombok Barat. Dengan harapan, sebagian debit air dari Jurang Satek bisa dialirkan ke Lombok Tengah, namun belum mendapatkan jawaban.
Selain itu, koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) terus dilakukan. Pihaknya berharap BWS bisa ikut berpartisipasi menyelesaikan persoalan pasokan air untuk lahan pertanian di wilayah Lombok Tengah.
Selain kurangnya debit air, kelangkaan air juga disebabkan kerusakan sebagian saluran drainase. Akibatnya, air yang seharusnya bisa dinikmati oleh petani tidak bisa dialiri dengan baik.
Krisis air yang terjadi saat ini juga diperparah dengan pola tanam sebagian petani yang tidak mengacu pada rekomendasi Dinas Pertanian. Wilayah yang seharusnya direkomendasikan untuk tanaman Palawija, justeru ditanami Padi yang membutuhkan air lebih besar. Sehingga tidak jarang tanaman padi mati sebelum dipanen.
Dalam hal ini peran para penyuluh pertanian dan pemerintah desa sangat dibutuhkan dalam membimbing petani agar menerapkan pola tanam yang dianjurkan. Dengan pola tanam yang baik pihaknya optimis masalah kekeringan bisa diminimalisir. “Kami harap petani patuh pada arahan pemerintah,” ujar HM. Nursiah [slNews – rul]
Tinggalkan Balasan