Minggu Pagi, Nyale Tumpah Ruah di Pantai Seger
Ribuan Masyarakat Lombok Tengah, Pagi Minggu, (4/2/2018) berduyun – duyun menuju Pantai laut selatan Lombok Tengah, seperti ke Pantai Kuta, Pantai Seger, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah dan sekitarnya untuk menangkap Nyale atau cacing laut yang menurut Legenda masyarakat Sasak Jelmaan dari Putri Mandalika.
Hasilnya, jumlah Nyale yang ditangkap masyarakat sangat banyak, kualitas maupun warna Nyale yang ditangkap sangat lengkap dan baik.
Munculnya Nyale pada tahun 2018 ini, diluar ramalan atau perhitungan Mangku dari 4 penjuru mata angin maupun dari masyarakat yang tergabung dalam Blok Pujut.
Hasil ramalan Mangku dari 4 penjuru mata angin, Nyale akan tumpah ruah di Laut selatan pada tanggal, 6 – 7 Maret 2018, sedangkan Blok Pujut berpendapat Nyale akan tumpah ruah pada Tanggal, 6 – 7 Februari 2018. Namun faktanya Jelmaan Puntri Mandalika itu keluar dari dasar Laut Selatan dan ditangkap ribuan masyarakat pada Tanggal, 4 Februari 2018.” Banyak masyarakat yang datang Bau (tangkap) Nyale. Nyale yang ditangkap juga banyak,” ucap Kepala Desa (Kades) H. Lalu Badarudin, sembari menunjukkan Nyale didalam ember yang ditangkap di sekitar Kawasan Pantai Kuta, Pantai Seger, dan sekitarnya, Minggu (4/2/2018).
Munurut HL. Badarudin, Nyale yang ditangkap masyarakat itu merupakan Nyale Main atau mengkedek dalam bahasa Sasak. Meskipun Nyale yang ditangkap itu usianya masih Muda, tetapi kualitasnya sangat baik.”Ini Nyale Mengkedek, dan masih muda,” tuturnya.
HL. Badarudin memperkirakan, Nyale akan kembali muncul pada Pagi, Senin (5/2/2018) dengan jumlah yang lebih banyak.” Tanda – tandanya sudah ada, sekarang (4/2) saja yang ditangkap sangat banyak. Kalau Besok (Senin) yang ditangkap pasti lebih banyak dari hari ini,” ujarnya.
Hasil tangkapan Nyale masyarakat itu, selain untuk dikonsumsi sendiri, juga di jual di sejumlah Pasar Tradisional yang ada di wilayah Desa Kuta dan sekitarnya.
Terpisah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah H. Lalu Muhamad Putria yang dihubungi SuaraLombokNews.com via handphone, Minggu (4/2/2018) mengaku tidak mempersoalkan ada atau tidak adanya Nyale yang ditangkap masyarakat pada pagi Minggu, (4/2/2018).
Namun yang terpenting kata HL. Putria bagaimana masyarakat bisa menjalankan pituah dan meresapi pesan serta pengorbanan dari Putri Mandalika.”Ada atau tidak adanya Nyale itu hannya Allah yang bisa menentukan. Tetapi yang terpenting bagaimana kita selaku masyarakat bisa menjalankan pituah, dan meresapi pengorbanan Putri Mandalika. Kata Putri Mandalika datanglah ke pantai laut selatan pada tanggal 20 bulan 10 Kalender Sasak, tetapi masyarakat justru datang dari tanggal 14. Tujuannya supaya kita tidak terpecah belah dan berkotak – kotak. Untuk itu mari kita renungkan pituah dari Putri Mandalika untuk kesejahteraan masyarakat dan kita tidak terpecah belah,” ucapnya.
Sementara itu terkait dengan tidak sesuainya hasil ramalan Mangku dari 4 penjuru mata angin terkait dengan Bau Nyale, HL. Putria mengatakan, Pemerintah tidak pernah berbeda pendapat dengan masyarakat, melainkan Pemerintah mengikuti apa yang menjadi hasil kesefakatan masyarakat.” Pemerintah tidak pernah berbeda pendapat dengan masyarakata, makanya acara Bau Nyale tahun ini dinamakan Bulan Pesona Bau Nyale 2018 yang dilaksanakan 1 bulan penuh dari tanggal 5 Februari – 7 Maret 2018,” ujarnya. (slNews.com – rul).
Tinggalkan Balasan