Dewan Lombok Tengah Temukan Fakta Janggal di Proyek Rp. 7 M Yang Tak Kunjung Selesai dan Nyaris Roboh
SUARALOMBOKNEWS | Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu, (11/12/2024), turun langsung ke lokasi Proyek Jembatan Ngerapak untuk melihat secara langsung kondisi, kualitas dan progres pengerjaan Proyek Jembatan senilai Rp. 7 miliar yang bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) Lombok Tengah Tahun 2023 – 2024 tersebut.
Jembatan Ngerapak merupakan Jembatan Rangka Baja yang menghubungkan Desa Kidang Kecamatan Praya Timur dengan Desa Bangket Parak Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Sebelum Komisi III DPRD Lombok Tengah turun ke lokasi Proyek Jembatan tersebut, Viral di sejumlah media sosial yang menggambarkan kondisi Proyek Jembatan yang nyaris roboh dan hanyut terbawa arus air Sungai saat hujan deras yang mengguyur wilayah Lombok Tengah selama tiga hari berturut – turut.
Di lokasi proyek, rombongan Komisi III DPRD Lombok Tengah yang dipimpin Ketua Komisi III DPRD Lombok Tengah, Muhalip menemukan proyek Jembatan belum selesai dikerjakan, adanya indikasi pengerjaan diduga tidak sesuai spek, dan menemukan adanya kerusakan pada struktur Jembatan akibat derasnya air sungai.
Selain itu, proyek Jembatan tersebut sebenarnya sudah selesai tahap pengerjaan pada 9 Desember lalu. Namun karena belum tuntas dikerjakan oleh Kontraktor pemenang tender sehingga Dinas PUPR Lombok Tengah memberikan perpanjang waktu kepada Kontraktor selama 21 hari hingga akhir Desember 2024 mendatang. “ Proyek Jembatan ini sebenarnya deadline kontrak hingga 9 Desember dan ini sudah lebih dari masa kontrak. Tapi dari keterangan Dinas PUPR ada Adendum, sehingga pengerjaan Proyek diperpanjang 21 hari kedepan dan berakhir pada tanggal 31 Desember,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Lombok Tengah, Ki Agus Azhar.
Ki Agus menduga, kerusakan penopang Jembatan tersebut karena pengerjaan tidak sesuai dengan spack. Dan pihaknya bersyukur Jembatan tersebut rusak, karena bisa mengungkap dugaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan Speck dan Kontrak. “Sekarang dengan kerusakan Jembatan ini, kita harapkan pihak Rekanan mengerjakan proyek Jembatan ini sesuai dengan aturan dan dokumen kontrak,”ucapnya
Politisi Nasdem itu menyebut, lambatnya pengerjaan jembatan tersebut karena Truk Crane yang digunakan untuk mengangkat baja hanya satu unit. Namun pihak pelaksana menjanjikan ada penambahan truk crane untuk mempercepat pekerjaan Proyek Jembatan tersebut. “Kami meminta kepada pihak pelaksana memanfaatkan sisa waktu 21 hari perpanjangan ini untuk menyelesaikan proyek ini. Tapi harus dikerjakan sesuai dengan perencanaan,”tegas Ki Agus.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas PUPR Lombok Tengah, Massardi Zulkarnaen menjelaskan, proyek Jembatan tersebut menghabiskan anggaran Rp 7 miliar dan pengerjaan akan berakhir hingga akhir Desember mendatang. Pihaknya optimis pengerjaan proyek ini akan tuntas sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan karena pihak penyedia sudah sanggup menyelesaikan. “Hambatan memang karena keterlambatan pengadaan rangka baja dari pabrik, mengingat yang memesan rangka baja ini tidak hanya di Lombok Tengah tapi se Indonesia, kerusakan ini juga karena faktor cuaca tapi ini hanya miring dan kita pastikan tetap aman,”jelasnya.
Zul memastikan bahwa proyek ini masih aman dan bisa tuntas sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.“Yang jelas kita sudah kasih perpanjangan waktu dan pihak rekanan juga akan lembur,” ujarnya. [SLNews-rul].
Tinggalkan Balasan