Proyek Jembatan Ratusan Juta Diduga Dikerjakan Asal – Asalan, Kadus di Lombok Tengah Ngamuk
LOMBOK TENGAH | Proyek pembangunan / peningkatan Jembatan Tumpak di Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), senilai Rp 400 juta lebih yang dikerjakan oleh Kontraktor pemenang tender CV. Vathir Lestari, diduga dikerjakan asal – asalan. “ Anggaranya Rp. 400 juta lebih, tapi dikerjakan asal – asalan. Tidak ada papan informasi proyek dan material yang digunakan , contohnya batu pasang tidak dibeli, melainkan diambil dari sekitar lokasi proyek,” keluh Kepala Dusun (Kadus), Lendang Lantan, Desa Tumpak, Mawardi, Selasa, (17/9/2023).
Sebelumnya, Jembatan Tumpak runtuh akibat tergerus Banjir dan mulai dikerjakan oleh Kontraktor pemenang tender CV. Vathir Lestari pada awal bulan September 2023. “ Posisi Jembatan ini sangat strategis, kalau dikerjakan asal – asalan seperti ini, mana bisa bertahan lama, jangan sampai roboh saat dilintasi masyarakat. Kontraktornya juga tidak terbuka kepada masyarakat, sampai sekarang tidak memasang papan informasi proyek,” kesal Mawardi.
Selain itu, kata Mawardi, dalam pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan, pihak Kontraktor tidak melibatkan warga setempat.” Potensi sumber daya setempat sangat tersedia, tetapi tidak dilibatkan,” keluhnya.
Untuk itu, Mawardi meminta kepada aparat penegak hukum (APH), untuk mengusut dugaan kecurangan pengerjaan Proyek Pembangunan Jembatan Tumpak. “ Jangan kalau sudah roboh baru APH turun tangan. Untuk itu, atas nama warga, saya meminta kepada APH untuk mengusut dugaan kecurangan pengerjaan Jembatan ini, termasuk dugaan jual beli proyek Jembatan Tumpak,” pintanya.
Dihubungi suaralomboknews.com via pesan WhatsApp (WA), Selasa, (17/9/2023), Pelaksana CV. Vathir Lestari, Lalu Atang menyampaikan, pihaknya akan memasang papan informasi proyek pembangunan jembatan tumpak pada Rabu pagi, (18/9/2023).
Namun, Lalu Atang tidak memberikan jawaban saat ditanya terkait dengan lambanya pemasangan papan informasi proyek. ”Besok pagi di pasang,” ucapnya
Saat ditanya terkait dengan keluhan Kadus, soal kualitas pengerjaan proyek Jembatan dan material proyek menggunakan material sisa setempat, Lalu Atang justru menjawab, bahwa Proyek Pembangunan Jembatan Tumpak merupakan paket milik salah seorang berinisial HM.” Yang punya paket niki (ini) HM, Tyang (saya) Pelaksana,” sebutnya.
“Kadus niki (ini) mau jual semen. Tapi kemahalan. Tidak sesuai sama harga yang dikasih sama pak Syamsudin bin haris yang punya toko bangunan di depan SD Jelateng UD lancar Urip. Tyang (saya) beli batu pasir dari masyarakat setempat nama panggilan BOGOK (habib) yang memiliki dump truck,” bantah Lalu Atang.
Pernyataan pelaksana CV. Vathir Lestari, Lalu Atang yang menyebut, Kadus mau menjual semen dengan harga mahal, langsung mendapat jawaban dari Kadus Lendang Lantan, Mawardi.
Mawardi mengaku, dirinya telah sepakat soal harga semen dengan pihak Kontraktor Pemenang Tender. Namun, karena tidak sesuai dengan jumlah semen yang akan dibeli, dirinya membatalkan kesepakatan dengan pihak Kontraktor. “Saya kan sudah serahkan tidak mau menjual semen setelah mereka bilang hanya 50 zak yang akan dia habis kan, dan padahal sudah sepakat dengan harga itu, tapi setelah dia hanya menghabiskan 50 zak, saya tidak jadi menjual semen, karena tidak mungkin pembangunan jembatan dengan anggaran Rp 400 juta lebih hanya menghabiskan 50 zak Semen. Dan tidak mungkin hanya menghabiskan 2 Dump Batu Pasang dan Pasir. Ujung – ujungnya batu pasang yang ada di sungai yang digunakan. Saya dan warga sudah punya bukti – bukti dari awal pengerjaan proyek, bagaimana proyek ini dikerjakan, dan bukti – bukti dugaan kecurangan pengerjaan proyek Jembatan ini akan kami sampaikan ke APH,” ancam Mawardi. [slnews – rul].
Tinggalkan Balasan