Nasib Jadi Staf BKPSDM Lombok Tengah, Jadi Sasaran Kemarahan Guru, Sudah Minta Maaf, Namun Terancam Dimutasi
LOMBOK TENGAH | Nasib apes diterima oleh salah seorang staf ASN di Lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Lalang Ridho Multazam (LM), Admin Esensi pada Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lombok Tengah menjadi sasaran kemarahan ribuan guru, lantaran dianggap menghina, merendahkan dan menuduh guru Korupsi, setelah chat WhatsApp (WA) pribadinya dengan salah seorang guru tersebar di media sosial (Medsos).
Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Pathul Bahri, S.Ip pun langsung turun tangan mendinginkan situasi agar kesalahpahaman LM dengan para guru tidak berkepanjangan dengan memediasi Guru dengan LM bersama PGRI di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah, Rabu, (2/8/2023).
Usai memediasi LM dengan perwakilan guru dan PGRI, Bupati Lombok Tengah menyampaikan, persoalan yang terjadi antara LM dengan guru, hanya kesalahpahaman akibat dari faktor kecapean yang dialami oleh LM saat memasukan data ribuan guru yang ada di Lombok Tengah ke dalam sistem absensi online.”Sebenarnya ini persoalan kejiwaan, artinya bahwa Lalang ini dengan kondisi sangat capek sekali harus mengisi data sekitar 6.500 ribu yang harus dimasukkan kedalam server untuk selanjutnya dalam hitungan detik nanti seluruh guru dengan waktu dan jam yang sama bisa absen, namun tentu ini pekerjaan manusia yang membutuhkan cara dan kesabaran, lalu kemudian sisi – sisi lain ada beberapa persoalan di lapangan misalnya sinyal ini juga mempengaruhi, sisi lain alat ini di brondong dengan pertanyaan yang kadang langsung ke WA pribadinya Lalang, jadi capek, lelah sehingga keluarlah kalimat kalimat tersebut dan dengan tidak sengaja kalimat tersebut dan kalimat tersebut tidak mengkreditkan guru, namun karena kecapekan saja, dan beliau (Lalang) meminta maaf,” ucap H. Lalu Pathul Bahri.
Lalu Pathul menjelaskan, Sistem Absensi Online yang menjadi perintah dan program dari pemerintah pusat saat ini masih dalam masa uji coba.
Selain itu, kata Lalu Pathul, masih banyak yang harus disempurnakan dalam aplikasi sistem absensi online tersebut. “ Karena baru kita mulai, karena banyak hal yang harus dipikirkan termasuk pitur pitur yang ada absen, kalau alpa bagaimana, kalau sakit bagaimana, kalau sakit bagaimana pitur -pitur itu harus disesuaikan dan harus dimaklumi bahwa 6.500 guru ini berada di 12 kecamatan dengan kondisi geografis wilayah yang beragam dan berbeda-beda. Kecamatan Praya pun bisa terjadi error, itu harus dimaklumi. Sistem Absensi Online ini masih uji coba, dimohon kesabarannya. Sistem ini terus kita perbaiki dan ini adalah perintah dari pemerintah pusat, semua harus absen melalui sistem absensi online. Persoalan yang dialami Lalang hanya persoalan kelelahan, stres diberondong dengan pertanyaan pertanyan dari 6.500 guru. Dan adik Lalang ini jentel, meminta maaf. Dan absensi online akan terus dilaksanakan, tidak ada potongan, tetapi yang ada pengurangan, uji coba akan dilaksanakan sampai sistem absensi online ini normal,” ujarnya.
Tidak cukup dengan dimediasi dan dipertemukan oleh Bupati Lombok Tengah di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah, para guru dengan difasilitasi PGRI meminta Lalang Multazam untuk hadir di gedung PGRI untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada ratusan guru yang telah menunggu di lantai dua Gedung PGRI Lombok Tengah.
Dengan penuh rasa tanggung jawab dan jiwa kesatria, Lalang Ridho Multazam datang menemui ratusan guru di Gedung PGRI Lombok Tengah.
Selain Lalang Ridho Multazim, hadir juga menemui ratusan guru, Sekda Lombok Tengah, H. Lalu Firman Wijaya. Kepala BKPSDM Lombok Tengah atau atasan langsung dari Lalang Ridho Multazim. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Tengah dan Ketua PGRI Lombok Tengah.
Pertemuan antara guru dengan Lalang di lantai dua Gedung PGRI Lombok Tengah berlangsung memanas dan tegang.
Dalam tuntutannya para guru meminta LM untuk menyampaikan permohonan maaf kepada guru-guru secara langsung di hadapan guru-guru, meminta LM untuk menyampaikan permohonan maaf kepada guru-guru secara tertulis melalui media cetak dan media online, meminta kepada Sekda Lombok Tengah untuk memberikan hukuman disiplin seberat-beratnya kepada LM dan PGRI Lombok Tengah akan menempuh jalur hukum dan akan melaporkan LM kepada penegak hukum.
Setelah mendengarkan teriakan dan caci maki dari para guru, Lalang Ridho Multazam pun dengan tegar menyampaikan permohonan maafnya. “ Saya akan klarifikasi terkait dengan potongan isi pesan WA pribadi saya yang beredar di beberapa media sosial. Saya klasifikasi pesan WA pribadi saya ke salah satu oknum guru bukan pesan pada ruang publik, oleh karena itu tanpa mengurangi rasa hormat saya atas nama pribadi meminta maaf atas pernyataan saya tersebut yang telah membuat ketersinggungan hati bapak ibu, sekali lagi saya minta maaf kepada bapak ibu atas kekhilafan saya,” ucap Lalang Ridho Multazam.
Ditanya terkait sanksi mutasi yang akan diberikan kepada Lalang Ridho Multazam, Sekda Lombok Tengah, H. Lalu Firman Wijaya menjawab, telah memberikan jawaban pada akhir pertemuan dengan Lalang Ridho Multazam dengan para guru dan pengurus PGRI.” Apa yang kita sampaikan pada closing statement sudah merangkum semua. Semua itu ada mekanismenya,” jawabnya
Ditanya kapan Lalang Ridho Multazam dimutasi, H. Lalu Firman menjawab, akan dirapatkan dan didiskusikan. “ Sudah kita sampaikan apa yang menjadi aspirasi dari pengurus cabang pengurus kecamatan itu akan kita atensi, akan ada rapat – rapat dan diskusi-diskusi,” janjinya
Soal upaya hukum yang akan dilakukan oleh para guru terhadap sikap Lalang Ridho Multazam, H. Lalu Firman mengaku menghargai upaya hukum yang akan ditempuh oleh para guru. “Soal proses hukum kita hargai,” tegasnya
Sementara itu, saat ditanya terkait dengan sanksi jika ada oknum guru yang malas, tidak pernah mengajar, dan terkait dengan sanksi kepada salah seorang oknum guru yang diminta mengembalikan dana berdasarkan hasil LHP BPK tahun 2022, Sekda Lombok Tengah justru meminta wartawan untuk bertannya dengan suara yang besar supaya didengar oleh para guru yang ada di lantai 2 Gedung PGRI Lombok Tengah, bahkan Sekda Lombok Tengah juga meminta sala seorang guru yang ada di lantai 2 Gedung PGRI Lombok Tengah untuk mendengarkan pertanyaan wartawan sembari meminta wartawan untuk menyebut nama dengan suara keras. Dan setelah disebutkan nama, Sekda Lombok Tengah pun langsung menjawab akan mengklarifikasi oknum guru yang dimaksud.” Nanti diklarifikasi,” ujar H. Lalu Firman Wijaya.
Setelah menyampaikan permintaan maaf, Lalang Ridho Multazam keluar dari Gedung PGRI Lombok Tengah dengan dikawal ketat personil kepolisian dari Polres Lombok Tengah. [slnews – rul]
Tinggalkan Balasan