IDI Lombok Tengah Rilis Cara Berjemur Yang Benar di Era Covid – 19
SUARALOMBOKNEWS.com – LOMBOK TENGAH | Ramai dibicarakan mengenai manfaat berjemur dibawah sinar matahari di antara jam 10 pagi sampai jam 1 siang di era pandemi Virus Corona (Covid-19) saat ini, dan harus dilakukan setiap harinya selama 15-30 menit, hal itu dapat meningkatkan daya tahan tubuh serta di sinyalir dapat membunuh Virus Corona.
Apakah pernyataan itu benar? Atau tidak benar seluruhnya?
Ya, berjemur memang benar bisa bermanfaat untuk tubuh, karena ada efek menguntungkan dari radiasi sinar matahari (UV) yang bisa diambil oleh tubuh kita.
Kita mengetahui bahwa radiasi sinar matahari terbagi menjadi 3 spektrum berdasarkan panjang gelombangnya : UV A, UV B, dan UV C.
UV A adalah yang terpanjang panjang gelombangnya tetapi paling kecil energinya. Sebaliknya, UV C paling pendek panjang gelombangnya tapi berenergi besar. Semakin besar energinya semakin berefek buruk pada kulit, dan untungnya bumi kita ada lapisan Ozon yang mampu menyerap seluruhnya UV C sehingga tak jatuh ke bumi. Pada kondisi zaman dimana ozon sudah compang-camping maka itu ada di pembahasan lain.
Sedangkan UV A bisa berakibat buruk jika terpapar berlebihan karena menyebabkan penuaan kulit secara dini. UV B pun punya dampak negatif, yaitu kanker kulit. Efek efek buruk itu bisa terjadi jika kita terpapar secara berlebihan atau dengan kata lain terlalu lama berjemur.
Lalu apa manfaat sebenarnya?
UV A dan UV B terutama yang UV B disinyalir mampu meningkatkan sintesis vitamin D3, dan meningkatkan imunitas tubuh. Imunitas tubuh yang bagus bisa mencegah berbagai macam penyakit bahkan termasuk Covid19. Oleh karena itu sampai disini, kita akui bahwa berjemur itu sehat, tetapi dengan kaidah-kaidah tertentu supaya efek buruk dari radiasi sinar matahari tidak kita dapatkan. Yang menjadi pertanyaan adalah, kapan waktu yang tepat untuk berjemur dan berapa lama?
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa mempunyai paparan energi matahari paling tinggi, mengapa? Karena lapisan ozon di atas khatulistiwa adalah yang paling tipis. Berdasarkan wilayah negara kita, garis lintang, dan sebagainya maka level puncak energi matahari berada pada pukul 10-15. Di daerah Lombok (WITA) bisa jadi pada pukul 09-14. Inilah kondisi yang paling berbahaya dan bisa berakibat buruk jika kita terpapar terlalu lama di bawah sinar matahari di jam jam tersebut, walaupun memang benar di saat puncak energi itu, radiasi UV yang kita butuhkan berada pada nilai tertinggi.
Simak rekomendasi WHO yang lumayan tegas pada pamfletnya yang berjudul : Sunshine and health, yang paling tidak artinya : ” Radiasi sinar matahari terkuat terjadi pada pukul 10 sampai pukul 14. Batasi paparan pada rentang jam tersebut !”
Lalu apa kesimpulan nya?
Jadi ini adalah kajian manfaat berjemur dari sisi kesehatan kulit, mengingat efek baik serta efek buruk dari radiasi sinar matahari.
Pernyataan anjuran berjemur pada pukul 10 ke-atas bisa jadi kurang tepat berdasar kajian kesehatan tentang dampak buruk pada kulit apalagi jika berjemur dilakukan setiap hari, bahkan beberapa waktu dalam sehari. Wow…bakalan kulit kita jadi cepat tua dan muncul penyakit dikemudian hari. Vitamin D nya memang dapat, tapi penyakit kulitnya pun dapat terlebih lagi bisa terkena kanker kulit.
Jadi waktu yang lebih tepat adalah berjemur dibawah jam 10. Bisa kita ambil waktu antara jam 8-jam 9.
Lalu berapa lama baiknya berjemur?
Cukup 5-10 menit tidak boleh lebih dari itu. Dan tidak boleh dilakukan setiap hari. Cukup 3 kali dalam seminggu. Vitamin D kita dapat, kita sehat, dan kulit kita pun tetap segar dan awet muda.
Dan satu lagi, disaat kita berjemur, penting bagi kita menggunakan sunscreen/tabir Surya dengan spf minimal 30, walaupun kajian mengenai apakah tabir Surya bisa mengurangi penyerapan UV masih diperdebatkan. Akan tetapi dalam sehari hari penting bagi kita melindungi kulit kita terutama wajah dengan memakai tabir Surya untuk membantu memperlambat efek buruk dari radiasi sinar matahari.
Pertanyaan lain, apakah berjemur bisa membunuh virus Corona?
Jawabannya adalah ini meragukan. Mengapa?, Penelitian mengatakan memang Corona bisa terbunuh pada pemanasan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit tapi bukan dengan berjemur. Terlebih lagi, di Indonesia suhu karena panasnya matahari tidak bisa mencapai 56 derajat Celcius sehingga belum cukup mampu membunuh virus ini. Jadi bisa jadi pernyataan itu perlu dikaji kembali.
Semoga kita bijak menyikapi manfaat berjemur ini supaya benar benar kita mendapatkan manfaat dari berjemur secara optimal sehingga menunjang kesehatan badan kita dan kitapun terhindar dari akibat buruk dari berjemur.
Oleh :
Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Lombok Tengah / Dokter spesialis kulit dan kelamin, Dr Yudha Permana SpDV
Tinggalkan Balasan