Acara Budaya dan Tradisi ‘Mangan Berenges’ di KEK Mandalika Kuta, Sedot Perhatian Wisatawan
SUARALOMBOKNEWS.COM – LOMBOK TENGAH | Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki kekhasan adat istiadat dan budaya yang sangat kuat. Suku Sasak di Bumi Tatas Tuhu Trasna dikenal sangat kuat dalam menjalankan tradisi dan kearifan lokal.
Salah satu yang masih kuat dalam memegang tradisi dan budaya, di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Minggu pagi (22/7/2018) Masyarakat Desa Kuta, kembali menggelar acara Tradisi dan Budaya “Mangan Berenges”.
Acara Budaya dan Tradisi masyarakat suku sasak di Desa Kuta itu digelar di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Kuta, tepatnya di pinggir Pantai Senek dan Pantai Kuta, Desa Kuta.
Dalam pelaksanaan acara Budaya dan Tradisi “Mangan Berenges” ini, masyarakat bersama seluruh anggota keluarganya datang berbondong – bondong ke Pinggir Pantai Kuta, dan Pantai Senek, dengan membawa hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, hasil Laut dan makanan khas masyarakat Suku Sasak, yang telah di masak dan dibawa khusus menggunakan Bakul khas masyarakat suku sasak dengan cara di taruh diatas kepala atau dalam bahasa sasak di Bande.
Setibanya di lokasi acara, Makanan dan buah – buahan yang dibawa, disajikan dan dimakan bersama – sama dengan cara Makan Berjamaah atau Makan Begibung (bahasa sasak – red) di Pinggir Pantai sambail Bersantai.
Dalam acara Budaya dan Tradisi Mangan Berenges itu, masyarakat juga mengadakan acara Ritual “Simbiq” yang dipimpin oleh Mangku Bumi Bapak Trasne, yang tujuannya untuk menjauhkan masyarakat dari segala Penyakit.
Kepada www.suaralombokNews.com, Kepala Desa (Kades) Kuta H. Lalu Badarudin, mengatakan Mangan Berenges merupakan tradisi yang sudah berjalan sejak lama. Beragam atraksi ritual dan budaya di tersaji dalam acara tersebut.” Mangan Berenges ini merupakan tradisi dan budaya masyarakat sejak dulu yang rutin kami laksanakan dua kali dalam setahun,” ucapnya.
Makanan, berupa jajanan Tradisona, masakan khas Masyarakat Kuta, dan buah buahan hasil Pertanian, Perkebunan, Pertanian dan hasil Laut, disiapkan sendiri oleh masyarakat dan disajikan untuk disantap secara bersama – sama, termasuk juga disajikan kepada para wisatawan dalam dan luar negeri yang datang kelokasi acara Budaya dan Tradisi Mangan Berenges.”Semua ikut makan berjamaah (Begibung), sebagai rasa syukur kami kepada Allah SWT, atas hasil pertanian, perkebunan, peternakan, hasil laut dan kesehatan yang diberikan selama ini,” ungkap H.Lalu Badarudin.
Selain mempertahankan Tradisi dan budaya, acara Mangan Berenges itu juga sebagai salah satu ajang promosi pariwisata. Terbukti dalam setiap pelaksanaan acara Tradisi dan Budaya Mangan Berenges, banyak wisatawan yang datang berkunjung dan ikut dalam acara Mangan Berenges tersebut.” Acara ini juga sebagai salah satu upaya untuk Promosi Pariwisata,” ujar HL. Badarudin. [slNews – rul].
Tinggalkan Balasan